Serangkaian Ledakan Guncang Suriah, 13 Orang Tewas

SANA juga melaporkan terjadi ledakan di pinggiran Sabbourah dari ibukota, Damaskus.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Sep 2016, 15:35 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 15:35 WIB
Ilustrasi Bom
Ilustrasi Bom

Liputan6.com, Homs - Serangkaian ledakan bom terjadi di wilayah pemerintah Suriah. Demikian dilaporkan media pemerintah, SANA pada Senin waktu setempat.

"Ledakan di kota pesisir Tartus, pusat Kota Homs, pinggiran ibukota Damaskus, dan kota timur laut Hasakeh. Setidaknya 13 orang tewas," lapor kantor berita itu seperti dikutip dari BBC, Senin (5/9/2016).

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris menyebutkan jumlah korban tewas akibat ledakan bom itu ada 24 jiwa.

Media tersebut menyebutkan, penyerang meledakkan dua bom di pintu masuk kubu pemerintah Tartus. Tepatnya di sepanjang jalan raya pesisir internasional.

"Menewaskan lima orang," sambung laporan tersebut.

Tak lama kemudian dilaporkan ada sebuah bom mobil di jembatan Arzoneh meledak, diikuti seorang bomber bunuh diri pemakai sabuk peledak yang menargetkan kerumunan.

Kota yang terkena serangkaian ledakan itu merupakan kubu dukungan untuk Presiden Bashar Assad, sekaligus rumah bagi pangkalan angkatan laut utama Rusia.

Gubernur provinsi Homs mengatakan, sebuah bom mobil menghantam pos pemeriksaan militer di ibu kota provinsi Homs. Sebanyak dua tentara tewas dan empat lainnya luka-luka, satu di antaranya dalam kondisi kritis.

Kota terbesar ketiga di Suriah itu sebagian besar di bawah kendali pemerintah. Saat ini hanya satu area yang masih di bawah kendali oposisi.

"Bom meledak di Distrik Bab Tadmor yang dikuasai pemerintah. Seorang penyerang meledakkan sepeda motornya di bundaran Marsho di kota timur laut Hasakeh, menewaskan lima orang," beber SANA.

SANA juga melaporkan terjadi ledakan di pinggiran Sabbourah dari ibu kota Damaskus.

Pasukan militer pemerintah menarik diri dari kota itu pada bulan Agustus, setelah pertempuran dengan pasukan bela diri otonom Kurdi di wilayah itu, YPG.

YPG dan sayap politiknya, PYD, mewarisi kekuasaan atas kota itu, meski ada polisi negara.

Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian ledakan itu. Namun kelompok ISIS sebelumnya mengklaim ledakan bom bunuh diri kembar di kota-kota pesisir tetangga Tartus dan Jableh pada Mei lalu, yang menewaskan lebih dari 160 orang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya