3.500 Petugas Dikerahkan Cari Korban Kecelakaan Pesawat Rusia

Operasi pencarian besar-besaran terus digelar di Rusia pascakecelakaan pesawat militer di Laut Hitam yang menewaskan 92 orang.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 26 Des 2016, 14:20 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016, 14:20 WIB
20161225 Pesawat Militer Rusia Jatuh di Laut Hitam, 91 Penumpang Belum Ditemukan
Petugas Kementerian Pertahanan Rusia mengangkat puing pesawat ke dermaga yang ditemukan tidak jauh dari kecelakaan pesawat militer Rusia Tu-154 di Laut Hitam di pinggiran Sochi, Rusia (25/12). (REUTERS/Maxim Shemetov)

Liputan6.com, Moskow - Operasi pencarian besar-besaran terus digelar di Rusia pascakecelakaan pesawat militer di Laut Hitam yang diduga kuat menewaskan 92 orang.

Sebanyak 3.500 petugas dikerahkan. Armada kapal, jet, helikopter juga dilibatkan dalam operasi SAR di dekat Sochi.

Pesawat Tupolev Tu-154 yang membawa membawa tentara, anggota paduan suara militer terkenal, aktivis kemanusiaan, juga sejumlah reporter, lepas landas dari Bandara Adler menuju Suriah pada Minggu 25 Desember 2016.

Dikhawatirkan tidak ada korban selamat. "Tim pencari, termasuk 139 penyelam, bekerja sepanjang malam dalam tiga shift. Operasi juga tidak berhenti semenit pun," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov seperti dikutip dari CNN, Senin (26/12/2016).

Ia menambahkan, sejauh ini ada 11 jasad dan 154 fragmen yang ditemukan sejak operasi dimulai.

Konashenkov menambahkan, lampu terang digunakan selama pencarian pada malam hari, di area seluas 10,5 kilometer persegi.

"Fragmen pesawat militer Tu-154 ditemukan 1,5 km dari pesisir Laut Hitam di Sochi, di kedalaman 50 hingga 70 meter," demikian pernyataan Departemen Pertahanan Rusia.

Sementara itu, Menteri Transportasi Rusia, Maksim Sokolov mengatakan, dugaan terorisme tidak termasuk 'dugaan penyebab utama' terkait kecelakaan.

Dia menegaskan bahwa penyidik ​​sedang menyelidiki apakah kesalahan penerbang atau kesalahan teknis yang mungkin membuat pesawat itu jatuh.

Hal serupa disampaikan Viktor Ozerov, pimpinan Komite Dewan Federasi Pertahanan dan Keamanan. Ia menegaskan, tak ada sangkaan terorisme sebagai penyebab kecelakaan.

"Saya mengesampingkan versi serangan teror. Ini adalah pesawat dari Departemen Pertahanan, yang terbang di wilayah udara Federasi Rusia, tidak mungkin itu terjadi," kata Ozerov seperti dikutip dari Sputnik.

"Pesawat itu harus melakukan manuver U-turn setelah lepas landas di atas laut. Mungkin penerbang mengambil arah yang salah."

Tu-154 menghilang dari radar dua menit setelah lepas landas dari Bandara Adler di Sochi pada pukul 05.25 waktu setempat. Pesawat itu mengarah ke Latakia, Suriah.

Saksikan video menarik berikut ini: 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya