Liputan6.com, Amman - Perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang berisi larangan masuknya warga negara dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Islam telah mengundang amarah dari berbagai penjuru dunia.
Tujuh negara yang dimaksud adalah Iran, Irak, Suriah, Sudan, Somalia, Libya, dan Yaman.
Namun demikian, seperti dikutip pada Selasa (31/1/2017) dari laman albawaba.com, keputusan Presiden Amerika Serikat itu mendapatkan tanggapan yang justru tak terduga dari Timur Tengah.
Advertisement
Melalui serangkaian cuitan, Dhahi Khalfan, Kepala Keamanan Umum di Dubai, pada Minggu, 29 Januari 2017, malah menyatakan dukungan kepada keputusan Presiden Donald Trump.
Baca Juga
"Kami sepenuhnya mendukung Trump dalam melarang masuk mereka yang mungkin dapat mengganggu keamanan Amerika."
"Setiap negara memiliki hak untuk melindungi keamanannya dari siapa pun yang mungkin berbahaya bagi keselamatan rakyatnya."
"Pemerintahan sebelumnya di AS telah merangkul semua orang yang dikejar-kejar di dunia Arab dan yang telah digolongkan sebagai teroris…Trump, yang kamu lakukan sudah benar."
Tak main-main, melalui akun resminya di Twitter, ia memiliki 1,5 juta pengikut. Menurutnya, Amerika berhak melarang siapa pun yang mereka ingin larang.
Sebagai catatan, pemegang paspor Uni Emirat Arab tidak termasuk yang dikenakan larangan menurut perintah eksekutif kontroversial tersebut.
Namun demikian, Steven Nabil, jurnalis Irak-Amerika segera menyanggah pernyataan Khalfan melalui Facebook.
"Marwan al-Shehhi dan Fayez Banihammad ada di antara 19 teroris Al Qaeda yang menyerang World Trade Center dan sasaran-sasaran lain saat 9/11, yang menyebabkan kematian ribuan warga sipil Amerika. Mereka berdua memiliki kewarganegaraan Emirat, sama seperti Dhahi Khalfan," tulisnya.
Sejumlah netizen lain mendukung kritik itu dan mengingatkan fakta bahwa hanya sedikit orang dari negara-negara yang dilarang Trump yang pernah melakukan serangan-serangan teror di Barat.
"Iran, Irak, Suriah. Mungkin mereka adalah ancaman terkecil bagi keamanan di seluruh dunia, tapi dicegah masuk AS. Sementara Saudi Arab Saudi dan seluruh negara Teluk, Mesir, Yordania, Tunisia, dan Aljazair, merekalah sumber terorisme."