Asteroid Ini Ditemukan Beberapa Jam Sebelum Melintas Dekat Bumi

Asteroid 2017 BH 30 yang melintas dengan jarak lebih dekat dari Bumi ke Bulan ditemukan beberapa jam sebelum melintasi Bumi.

oleh Citra Dewi diperbarui 02 Feb 2017, 20:40 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2017, 20:40 WIB
Asteroid 2017 BH30
Asteroid 2017 BH30 berada di tengah-tengah yang ditandai dengan dua garis (Catalina Sky Survey)

Liputan6.com, Tuscon - Sebuah asteroid bernama 2017 BH 30 melintas di dekat Bumi pada 29 Januari 2017 malam. Benda angkasa luar itu berjarak 51.820 kilometer dari planet kita--lebih dekat dari jarak Bumi ke Bulan.

Dikutip dari Extreme Tech, Kamis (2/2/2017), 2017 BH30 terdeteksi hanya beberapa jam sebelum melintas dengan jarak paling dekat dengan Bumi. Untungnya, asteroid tersebut tidak cukup besar untuk menimbulkan dampak serius.

Ilmuwan memperkirakan 2017 BH30 berdiameter 6 hingga 7 meter atau sekururan truk. Sebagai perbandingan, meteor yang meledak di langit Chelyabinsk, Rusia, berukuran 20 meter.

Dengan meledaknya meteor berukuran tersebut, kaca-kaca bangunan di Chelyabinsk pecah. Tak hanya itu, pecahan dari ledakan tersebut menyebabkan 1.000 orang luka-luka.

Keberadaan 2017 BH30 diketahui oleh ilmuwan di Catalina Sky Survey di Tuscon, Arizona, pada akhir pekan minggu lalu. Asteroid tersebut memiliki orbit yang sangat elips dan membutuhkan waktu 3,8 tahun untuk menyelesaikan sekali orbitnya.

Asteroid 2017 BH30 kemungkinan akan hancur jika memasuki atmosfer Bumi. Namun ilmuwan belum bisa memastikan hal tersebut tanpa mengetahui lebih lanjut tentang komposisinya.

2017 BH30 merupakan asteroid yang meilntas paling dekat dengan Bumi baru-baru ini. Sebelumnya pada September 2016 asteroid 2016 RB1 melintas 38.463 kilometer dari Bumi.

Meski asteroid tersebut berukuran lebih besar, namun tidak begitu signifikan untuk menimbulkan dampak terhadap Bumi. Menurut perkiraan ilmuwan, asteroid dapat menyebabkan kerusakan global jika berdiameter setidaknya 1 kilometer.

Astronom telah mengidentifikasi lebih dari 15.000 near-Earth object (NEO) atau benda angkasa luar yang dekat dengan Bumi. Beberapa di antaranya berukuran cukup besar untuk menyebabkan kerusakan parah.

Kabar baiknya, sebagian benda angkasa luar yang dapat menimbulkan kerusakan berskala besar jika menghantam Bumi telah ditemukan.

Menurut ilmuwan NASA, belum ada dari penemuan tersebut yang mengancam Bumi di masa depan.

Ancaman Asteroid

Center for Near-Earth Object Studies NASA mendata terdapat 659 asteroid yang punya kemungkinan menabrak Bumi. Namun menurut manajer Near-Earth Object Studies NASA di Jet Propulsion Laboratory (JPL), Pasadena, California, Paul Chodas, peluang asteroid yang bisa menyebabkan kerusakan separah itu akan mengarah ke Bumi, relatif kecil. Setidaknya hingga seabad mendatang.

Meski demikian, para ilmuwan sudah memikirkan cara untuk menghadapi asteroid yang berpotensi besar mengancam kelangsungan hidup di Bumi pada masa mendatang.

Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA berpikir bahwa suatu hari nanti kita memerlukan senjata nuklir untuk menyelamatkan umat manusia dari ancaman hantaman asteroid.

Hal tersebut diungkapkan oleh para ilmuwan dalam pertemuan American Geophysical Union, yang juga dihadiri peneliti dari Los Alamos National Laboratory dan Goddard Spaceflight Center NASA. Menurut NASA, pada dasarnya terdapat dua pilihan untuk mencegah Bumi dari hantaman asteroid.

Ilustrasi asteroid Bennu (NASA)

Pertama, menembak sebuah objek menuju asteroid sehingga benda angkasa luar itu tersenggol jauh dari jalurnya. Kedua, mengirim rudal nuklir untuk meledakkan asteroid menjadi potongan-potongan kecil.

Di luar dari dua pilihan tersebut, kita sebenarnya sangat rentan ketika batu angkasa luar raksasa itu meluncur ke arah Bumi. Hal tersebut dikatakan oleh Dr Joseph Nuth, seorang peneliti Goddard Space Flight Center.

"Masalah terbesar, pada dasarnya, tidak banyak hal yang bisa kita lakukan tentang hal itu pada saat ini," ujar Nuth.

Meski demikian, Nuth mencatat bahwa asteroid besar dan berpotensi berbahaya bagi kelangsungan hidup di Bumi sebenarnya merupakan hal yang sangat langka, dibandingkan dengan benda-benda kecil yang kadang meledak di atmosfer Bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya