Liputan6.com, Washington, DC - Belum genap 100 hari menghuni Gedung Putih, pasangan Donald Trump dan Melania telah melahirkan banyak kehebohan. Jika sang suami menimbulkan kegaduhan dengan sejumlah perintah eksekutifnya, Melania, menghiasi pemberitaan media dengan tuntutan pencemaran nama yang diajukannya terhadap Mail Media Inc, pemilik portal berita Inggris, Daily Mail dan seorang blogger, Webster Tarpley.
Melania tidak terima dengan klaim Daily Mail dan Tarpley yang menyebut dirinya pernah menjalani profesi sebagai seorang lady escort pada tahun 1990-an. Dalam artikel yang dipublikasikannya, Tarpley juga menuliskan bahwa Melania takut jika masa lalunya itu terungkap.
Baca Juga
Tak hanya itu, Tarpley juga menyatakan, ibu dari Barron Trump tersebut menderita gangguan mental atau saraf akut.
Advertisement
Awalnya, gugatan kepada dua pihak itu diajukan di Maryland. Namun pada awal Januari 2017, hakim memutuskan bahwa gugatan terhadap Mail Media Inc, tidak seharusnya diajukan di sana. Proses penuntutan terhadap media itu pun dihentikan.
Belakangan, kuasa hukum Melania memasukkan gugatan baru di pengadilan Manhattan, New York, wilayah di mana Daily Mail memiliki kantor. Ia menuntut perusahaan itu membayar kompensasi dan hukuman minimal setidaknya US$ 150 juta atau sekitar Rp 2 triliun.
Di lain sisi gugatan terhadap Tarpley terus berlanjut di Maryland. Beberapa saat lalu, Tarpley setuju untuk meminta maaf dan membayar sejumlah uang. Kasus ini pun dihentikan. Demikian seperti dikutip dari Fortune, Rabu, (8/2/2017)
Kabar mengenai keinginan Melania untuk menempuh jalur hukum ini sudah bergulir sejak September 2016 lalu.
Dalam dokumen gugatan yang diajukan di Maryland, kuasa hukum Melania menyebutkan bahwa Daily Mail pernah memberitakan perempuan itu bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) paruh waktu di New York sebelum akhirnya ia bertemu dengan Donald Trump.
Selain itu, Daily Mail disebut telah mengutip sejumlah laporan tak berdasar dari sebuah majalah Slovenia, Suzy, yang menuliskan bahwa agen model tempat Melania bernaung juga berfungsi sebagai "muncikari".
Portal berita Inggris itu juga dituduh memuat laporan seorang wartawan Slovenia yang mereka klaim sebagai penulis biografi "tidak sah", Bojan Pozar.
Laporan itu menyebutkan bahwa calon ibu negara AS itu berpose bugil di New York pada 1995 dan Melania bertemu Trump pada tahun yang sama. Pengacara Melania menegaskan, kliennya itu pindah ke AS pada 1996.
Dalam pernyataannya Daily Mail bersikeras bahwa mereka tidak memvonis Melania pernah bekerja sebagai lady escort. Dalam artikelnya mereka menuliskan "jika tuduhan itu salah maka dapat mempengaruhi kampanye pemilu presiden AS".