11 Pusat Komunitas Yahudi di AS Dihantui Ancaman Bom

Ancaman bom diterima belasan pusat komunitas Yahudi di sejumlah wilayah di AS. Ini merupakan yang kesekian kalinya sejak Januari 2017.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Feb 2017, 16:15 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 16:15 WIB
Ilustrasi Bom
Ilustrasi Bom

Liputan6.com, Washington, DC - Sejumlah pusat komunitas Yahudi (JCC) di beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) menerima ancaman bom pada hari Senin waktu setempat. Kabar ini melanjutkan tren intimidasi yang melibatkan lebih dari 50 pusat komunitas Yahudi pada tahun ini.

Teranyar, ancaman bom menghantui sejumlah pusat komunitas Yahudi di Alabama, Minnesota, New Mexico, Texas, dan Wisconsin. Seperti dikutip dari Russian Today, Selasa, (21/2/2017) ini merupakan ancaman gelombang keempat yang terjadi di sepanjang tahun 2017.

Gedung Putih mengecam aksi teror ini. Dan reaksi tersebut menjadi penting setelah muncul kritik bahwa pemerintahan Donald Trump belum cukup kuat untuk melawan tindakan anti-Semitisme yang terjadi sejak pelantikannya.

"Kebencian dan kekerasan bermotif rasa benci apapun tidak memiliki tempat di negara yang didirikan berdasarkan janji kebebasan individu. Sikap presiden sangat jelas bahwa tindakan ini tidak bisa diterima," ujar Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Lindsay Walters.

Yahudi seharusnya bukan hal asing bagi Trump mengingat keluarga anak perempuan kesayangannya, Ivanka, penganut keyakinan Yahudi Ortodoks.

Perempuan yang menikah dengan Jared Kushner itu juga menyuarakan pendapatnya terkait dengan ancaman bom ke sejumlah komunitas Yahudi.

"Amerika adalah sebuah bangsa yang dibangun di atas prinsip toleransi beragama. Kita harus melindungi rumah-rumah ibadah dan pusat agama kita. #JCC," kicau Ivanka di media sosial Twitter.

Dilansir CNN yang mengutip pernyataan Asosiasi JCC Amerika Utara, ancaman bom diterima oleh 11 JCC pada Senin kemarin.

David Posner, direktur kinerja strategis dari Asosiasi JCC Amerika Utara mengatakan sejak Januari 2017, 54 JCC di seluruh AS dan Kanada telah menerima 69 ancaman bom. Organisasi ini pun menjalin kerja sama dengan penegak hukum dan FBI untuk menyelidiki aksi teror tersebut.

"Meski kami lega bahwa semua ancaman tersebut terbukti hoax dan tidak ada yang dirugikan, namun kami prihatin tentang sikap anti-Semitisme di baliknya dan pengulangan ancaman yang dimaksudkan untuk menganggu kehidupan sehari-hari," ujar Posner dalam sebuah pernyataan.

"JCC tidak hanya melayani masyarakat Yahudi, namun seluruh warga. Orang-orang dari berbagai latar belakang datang ke JCC untuk berkegiatan," tambahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya