Liputan6.com, Paris - Sepuluh hari lebih rumah di dekat Kota Nantes, Prancis itu ditinggal para penghuninya. Kosong melompong. Selain itu, tak ada aktivitas perbankan dan komunikasi telepon sejak keluarga yang terdiri atas empat orang itu raib.
Keluarga Troadec -- Pascal dan Brigitte yang berusia sekitar 50 tahun, putra mereka Sebastien (21) dan Charlotte (18) kali terakhir terlihat pada 16 Februari 2017.
Seperti dikutip dari BBC, Selasa (1/3/2017), kakak Brigitte melaporkan kehilangan itu pada aparat. Polisi pun segera menggeledah rumah dua lantai tersebut. Di sana mereka menemukan noda darah.
Advertisement
Cairan merah yang mengering itu dijumpai di telepon Sebastien dan pada jam milik Brigitte, demikian kata Pierre Sennes, jaksa yang menangani kasus tersebut. Jejak itu cocok dengan DNA tiga dari mereka yang hilang -- namun ia tak menyebut siapa.
Ceceran darah juga ditemukan di bawah tangga. Sennes mengatakan, ada upaya seseorang menghapus jejak darah itu.
Selain noda darah, semua terlihat normal. Tempat tidur yang dilucuti dari seprainya -- yang beberapa lembar di antaranya tergantung pada rak pengering yang ada di dalam rumah.
Ada pakaian basah yang masih berada di mesin cuci dan makanan yang menghilang dari kulkas.
"Seolah-olah kehidupan di rumah itu membeku dalam waktu," kata Sennes.
Dua mobil milik keluarga masih terparkir di depan rumah. Namun, penyelidik belum menemukan mobil Sebastien.
Siapa pelaku yang membuat mereka hilang masih dicari tahu. Dilaporkan kepala keluarga pernah menderita depresi, sementara putranya memiliki masalah psikologis.
Sebastien juga pernah telah dijatuhi sanksi pelayanan masyarakat setelah dinyatakan bersalah membuat ancaman pembunuhan di blognya pada tahun 2013. Saat itu ia masih di bawah umur.
Media Prancis, Le Monde melaporkan, Sebastien sempat memposting sejumlah kalimat dalam forum gim online. "Apa paling kubenci? Bayangan diriku sendiri," tulisnya.
"Apa yang paling membuatku sedih? Hidupku."
Sementara, di Twitter-nya, ia menulis, "Jika ada yang tahu apa sebenarnya yang ada di kepalaku, ia pasti mengira aku orang gila tanpa moral."
Polisi Prancis menyelidiki kasus tersebut sebagai dugaan pembunuhan, penculikan, dan pengurungan secara ilegal.