8 Kematian Tokoh Rusia Picu Teori Konspirasi, Terkait Pilpres AS?

Penggemar teori konspirasi berspekulasi kematian tokoh Rusia itu terkait dengan Pilpres AS 2016. Benarkah?

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 27 Mar 2017, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2017, 18:00 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi Pembunuhan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Moskow - Kejadian mengejutkan terjadi akhir pekan lalu, pada siang bolong, di depan sebuah hotel di Kiev, Ukraina. Letusan senjata sekonyong-konyong terdengar, seorang pria pun tersungkur jatuh dan tewas. Belakangan diketahui, korban adalah eks politikus terkenal Rusia, Denis Voronenkov.

Dengan kematiannya, Voronenkov,  menambah daftar sejumlah petinggi Rusia yang tewas 'mendadak' dalam lima bulan terakhir sejak Pilpres AS 8 November 2016 lalu.

Di antara mereka yang tewas, terdapat lima diplomat Rusia. Beberapa penyebab kematian 'terlihat' alami dan pemerintah mengesampingkan konspirasi.

Namun, di beberapa kasus, penyebab kematian masih menggantung. Entah itu karena fakta yang berubah, detil yang sulit diambil, atau investigasi yang mandek di tengah jalan.

Para penggemar teori konspirasi pun berspekulasi kematian itu terkait dengan dugaan intervensi Pilpres AS yang memenangkan Donald Trump. Meski, sejauh ini belum ada bukti sahih.

Berikut 8 politikus dan diplomat yang tewas, seperti Liputan6.com kutip dari CNN dan berbagai sumber pada Senin (27/3/2017):

1. Saksi Kunci yang Ditembak Mati

Denis Voronenkov, 45 tahun tewas ditembak pada Kamis 23 Maret 2017 di luar hotel di ibu kota Ukrania, Kiev. Voronenkov dan istrinya adalah sosok yang kerap mengkritik Presiden Vladimir Putin.

Mereka meninggalkan Moskow dan mencari hidup baru di Kiev pada Oktober lalu.

Selama melawan kebijakan Putin, Voronenkov membantu Ukraina untuk menolak pengaruh Rusia. Ia menjadi saksi di pengadilan eks presiden Ukraina Viktor Yanukovych atas tuduhan pengkhianatan. Yanukovych dianggap politisi kaki tangan Putin.

Presiden Ukraina menganggap penembakan saksi kunci itu sebagai aksi terorisme Rusia. Namun, Moskow menolak tuduhan itu.

2. Dubes Rusia di India

Dubes Rusia di India meninggal pada 26 Januari 2017.

Juru bicara Kedubes di New Delhi mengatakan Kadakin meninggal karena sakit. Tak ada hal aneh sebelum ia meninggal.

Kadakin bekerja di India sejak 2009. PM Narendra Modi mendiskripsikan dirinya adalah 'teman baik India' yang telah bekerja kelas memperkuat hubungan Delhi-Moskow.

3. Diplomat Tewas di Athena

Andrey Malanin, diplomat senior di Kedubes Rusia di Yunani ditemukan tewas pada awal Januari lalu.

Malanin adalah kepala konsular Rusia di Athena. Ia ditemukan tewas di lantai kamar tidurnya pada 9 Januari lalu. Polisi Yunani mengatakan kematiannya yang mendadak disebabkan oleh hal alami.

4. Mantan Intel Tewas di Mobil

Oleg Erovinkin, yang memiliki hubungan dekat dengan intelijen Rusia, ditemukan tewas pada 26 Desember 2016 di dalam mobilnya di jalanan Moskow. Media Rusia melaporkan bahwa ia berusia 61 tahun.

Pihak pemerintah Rusia belum merilis penyebab resmi kematian.

Dia adalah seorang mantan jenderal dalam penegakan hukum dan badan intelijen Rusia yang dikenal sebagai FSB. Dia juga menjabat sebagai kepala staf untuk Igor Sechin, presiden raksasa minyak milik negara Rosneft. Sechin menikmati hubungan dekat dengan Putin pada tahun 1990-an.

Karena latar belakang Erovinkin ini, teori konspirasi dan pengamat Rusia berspekulasi bahwa ia mungkin telah menjadi sumber informasi dalam berkas 35 halaman yang merinci dugaan hubungan antara kampanye Trump dan Rusia.

 

5. Dubes Rusia di Turki Ditembak Mati

Duta Besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov menjadi korban penembakan di Ankara, Senin 19 Desember 2016 waktu setempat.

Sempat dikabarkan dalam kondisi luka parah, Dubes Rusia kemudian dilaporkan meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, tewas tergeletak di lantai galeri seni di Ankara, Senin (19/12). Dubes Rusia tewas ditembak pria tak dikenal setelah membuka pameran foto di Ibu Kota Turki tersebut. (Hasim Kilic/Hurriyet via REUTERS)

Pada saat kejadian, Dubes Karlov sedang menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan pameran foto di sebuah galeri di ibukota Turki itu.

Seperti dikutip dari media Rusia tersebut, pelaku dilaporkan teridentifikasi sebagai Mevlut Mert Altintas. Pria 22 tahun itu adalah mantan polisi Turki yang dipecat pasca-penyelidikan atas kudeta 15 Juli 2016 lalu yang gagal menggulingkan rezim.

Sementara, seperti dikabarkan situs media lokal, Yeni Safak, pelaku pernah bergabung dalam pasukan anti huru-hara di Ankara.

 

6. Diplomat Rusia Ditembak Mati

Pada hari kematian Karlov, Petr Polshikov, diplomat senior berusia 56 tahun ditembak mati di rumahnya di Moskow.

Yang menemukan jasad Polshikov adalah sang istri. Ia menemukan bantal menutupi wajah korban. Ternyata, bantal itu adalah kedok untuk menutupi luka di kepalanya.

Juru bicara Kemlu Rusia mengatakan kematiannya karena kecelakaan dan tak ada hubungannya dengan tugas.

7. Tewas di New York pada Hari Pemilu AS

Pagi hari saat warga AS memilih presiden mereka pada 8 November lalu, sekitar satu jam setelah bilik suara dibuka di New York City, polisi menerima panggilan darurat 911 tentang pria tak sadarkan diri di dalam konsulat Rusia.

Ketika mereka tiba, mereka menemukan Sergei Krivov, 63 tahun tak sadarkan diri. Petugas medis di lokasi menyatakan ia telah tewas.

Krivov lahir di Rusia telah bekerja sebagai duty commander yang terkait dengan keamanan.

Awalnya pihak otoritas Rusia mengatakan, Krivov jatuh dari atap. Namun, belakangan mereka mengubah pernyataan dia meninggal karena serangan jantung.

Polisi NYPD melaporkan di hari insiden terjadi Krivov ditemukan dengan luka trauma di kepala.

Namun, autopsi dan investigasi New York City Medical Examiner, dia meninggal karena pendarahan di dada, seperti tumor. Polisi mengatakan tak ada yang mencurigakan atas kematiannya itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya