20 Ribu Warga Israel Turun ke Jalan Dukung Kemerdekaan Palestina

Ribuan warga Israel tumpah ruah di jalanan kota Tel Aviv guna mendukung Palestina menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Mei 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2017, 20:00 WIB
Seorang Pria berkewarganegaraan Israel tengah memegang sebuah spanduk bertulis 'Dua Negara, Satu Harapan' dalam aksi demonstrasi peringatan 50 tahun kependudukan Israel di Palestina (AFP)
Seorang Pria berkewarganegaraan Israel tengah memegang sebuah spanduk bertulis 'Dua Negara, Satu Harapan' dalam aksi demonstrasi peringatan 50 tahun kependudukan Israel di Palestina (AFP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Sekitar 20 ribu warga Israel pada Minggu (28/5/2017), turun ke jalan dan menggelar aksi demonstrasi untuk mendukung berdirinya Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Ribuan pengunjuk rasa tersebut berkumpul di pusat kota Tel Aviv. Meski tak hadir dalam aksi tersebut, pesan Presiden Palestina Mahmoud Abbas diperdengarkan di tengah demonstrasi. 

Dikutip dari laman Asharq Al-Awsat, aksi ini berlangsung guna memperingati 50 tahun pendudukan Israel atas Palestina. Salah satu pencetus aksi demonstrasi tersebut adalah lembaga swadaya masyarakat Israel yang bernama Peace Now.

Kepala Peace Now, Avi Buskila mengatakan, aksi demonstrasi ini merupakan bentuk pertentangan atas segala hal yang telah terjadi.

"Pertentangan yang kami lakukan ini karena pemerintah Israel mengabadikan pendudukannya, melakukan tindak kekerasan dan rasisme kepada rakyat Palestina," ujar Buskila.

Sebuah spanduk yang bertuliskan "Dua Negara, Satu Harapan" terpampang jelas dalam aksi demonstrasi tersebut.

Hampir setiap pengunjuk rasa yang hadir membawa spanduk bertulis kalimat tersebut.

Presiden Abbas menyampaikan pesannya kepada para demonstran, rakyat Israel, juga warga Palestina.

"Sudah waktunya untuk hidup bersama dalam harmoni, keamanan, serta stabilitas," ucap Abbas yang disusul oleh gemuruh sorak sorai dan tepuk tangan para demonstran.

Abbas juga menyampaikan bahwa tugas generasi saat ini masa mendatang adalah menciptakan suatu kedamaian.

Pemimpin partai oposisi Israel Ishak Herzog juga ikut dalam demonstrasi tersebut dan memberikan dukungannya pada solusi dua negara (two states solution).

Namun Herzog malah mendapat cemooh dari oleh sejumlah demonstran. Gara-garanya, ia dinilai berupaya membentuk koalisi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Sejarah mencatat pada tahun 1967, Israel merebut wilayah Tepi Barat dan Yerusalem timur dari Yordania selama Perang Enam Hari.

Israel kemudian mengumumkan Yerusalem sebagai ibukotanya. Sementara Palestina mengklaim bagian timur kota itu sebagai ibukota masa depan mereka.

Sedangkan di Tepi Barat, pemerintah Israel telah membangun permukiman untuk lebih dari 400 ribu warganya -- dengan menganeksasi tanah yang sebelumnya diduduki warga Arab dan Palestina. 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya