Liputan6.com, Mumbai - Setidaknya 1.200 orang tewas dan jutaan lainnya terpaksa mengungsi akibat banjir yang menerjang tiga negara di Asia Selatan, yakni India, Bangladesh, dan Nepal.
Bencana itu disebut sebagai banjir terburuk yang menimpa kawasan setelah bertahun-tahun.
Sejumlah badan bantuan internasional mengatakan, ribuan warga terisolasi akibat banjir. Hal tersebut membuat mereka kekurangan pangan dan air bersih selama berhari-hari.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Independent, Rabu (30/8/2017), banjir memang rutin melanda Asia Selatan selama musim penghujan, yang terjadi dari Juni hingga September. Namun, pihak berwenang mengatakan, banjir tahun ini merupakan yang terburuk.
Seperti dilaporkan Straits Times yang mengutip pejabat manajemen bencana, di negara bagian Bihar, India, korban tewas akibat banjir mencapai 500 orang.
Surat kabar itu menyebut, banjir berkepanjangan sejauh ini berdampak terhadap 17 juta orang di India, di mana ribuan warga terpaksa mengungsi.
Pejabat manajemen bencana di Bihar, Anirudh Kumar, mengatakan bahwa pertanian mengalami kerusakan parah akibat banjir tahun ini. Hal tersebut memicu meningkatnya jumlah pengangguran di kawasan tersebut.
Sementara itu, di negara bagian Uttar Pradesh, India, sejumlah laporan menyebut bahwa korban tewas mencapai lebih dari 100 orang. Banjir juga berdampak pada 2,5 juta warga di sana.
Di ibu kota keuangan India, Mumbai, pihak berwenang berjuang untuk mengevakuasi orang-orang yang tinggal di wilayah dataran rendah. Di sana, jalur transportasi lumpuh dan hujan memicu banjir hingga 1,5 meter di sejumlah wilayah.
Diperkirakan, hujan lebat akan terus mengguyur India selama 24 jam ke depan dan membuat orang-orang terpaksa harus berada di dalam rumah.
Banjir di Bangladesh dan Nepal
Sementara itu, di negara yang berada di sebelah timur India, Bangladesh, setidaknya 134 orang tewas akibat banjir. Bencana tersebut diyakini telah merendam sepertiga negara itu.
Lebih dari 600.000 hektare sawah rusak sebagian dan 10.000 lainnya tak dapat ditanami lagi. Negara yang ekonominya bergantung pada pertanian itu, kehilangan sekitar satu ton beras akibat banjir pada April 2017.
"Petani sudah tak memiliki apa pun, bahkan air bersih untuk minum pun tak ada," ujar kepala tanggap bencana di Bangladesh untuk International Federation of Red Cross and Red Crescent, Matthew Marek.
Di Nepal, 150 orang tewas dan 90.000 rumah rusak akibat banjir. PBB menyebut bencana itu sebagai banjir terbesar yang melanda Nepal dalam satu dekade.
Menurut Palang Merah, setidaknya 7,1 juta orang di Bangladesh terdampak banjir tersebut dan sekitar 1,4 juta jiwa di Nepal.
Tak hanya terjadi di sejumlah negara di Asia Selatan, banjir besar juga terjadi Houston, Texas, Amerika Serikat.
Pejabat di Texas mengatakan, jumlah korban tewas akibat banjir yang disebabkan karena Badai Harvey telah mencapai 15 orang. Ribuan orang pun terpaksa meninggalkan rumah.
Meningkatnya intensitas cuaca ekstrem di seluruh dunia, seperti badai dan banjir, diidentifikasi oleh ilmuwan sebagai dampak dari perubahan iklim.
Hanya dalam satu dekade, AS telah mengalami dua badai terburuk, yakni Badai Harvey dan Katrina.
Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengatakan bahwa perubahan iklim dan pola cuaca baru memiliki dampak negatif yang besar.
Â
Saksikan video berikut ini:
Advertisement