Liputan6.com Vatikan - Paus Fransiskus adalah sosok yang telah banyak mencuri perhatian. Sikap welas asihnya ia tunjukkan kepada siapa pun. Tak peduli anak-anak, remaja, kaum disabilitas hingga para kriminal. Yang paling menarik perhatian adalah sikap paus asal Argentina ini terhadap para bocah.
Momen yang paling diingat adalah ketika Paus Fransiskus yang tengah berkhotbah di depan ribuan jemaatnya pada 2013 didatangi seorang bocah 6 tahun yang memeluk pemimpin tertinggi umat Katolik itu. Paus tak marah, bahkan ia mengelus kepala sang bocah dengan penuh kasih.
Peristiwa yang sama kini dialami kembali oleh Paus Fransiskus. Bedanya, ia tak sedang berkhotbah, melainkan tengah menerima kunjungan Perdana Menteri Kroasia, Andrej Plenkovic, bersama keluarganya.
Advertisement
PM Plenkovic bersama keluarga tengah berada di Apostolic Palace bertemu dengan Paus Fransiskus untuk berdiskusi hubungan diplomatik antara Takhta Suci dan Republik Kroasia.
Namun, adalah anak lelaki PM, Mario yang mencuri panggung dengan berlarian di ruangan dan mengambil patung yang dipegang sang ayah untuk diberikan kepada Paus Fransiskus.
Mengutip Daily Mail pada Minggu (8/10/2017), Paus yang berusia 80 tahun itu, terlihat semringah melihat kelakuan Mario. Sejumlah foto memperlihatkan Paus Fransiskus mengusap-usap rambut bocah itu.
Juru bicara Vatikan mengatakan, "Pagi ini Bapa Suci Francis menerima Perdana Menteri Andrej Plenkovic. Mereka kemudian bertemu dengan Yang Mulia Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara, didampingi oleh Pendeta Mgr. Antoine Camilleri, Sekretaris untuk Hubungan dengan Negara Bagian."
"Percakapan dilanjutkan dengan pertukaran pandangan tentang beberapa tema yang menjadi kepentingan bersama, termasuk masa depan proyek Eropa dan konteks regional, dengan referensi khusus untuk situasi orang-orang Kroasia di Bosnia dan Herzegovina."
Keakraban antara Paus Fransikus dan PM Kroasia bersama si bocah tengil terekam dengan baik. Dalam foto-foto itu, tak terlihat wajah keberatan Sri Paus atas tingkah laku Mario.
Meski dianggap paus yang paling dekat dengan jemaatnya, terutama anak-anak dan kaum muda, gereja Katolik kini disorot sejumlah skandal yang menggeret isu pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Saat kunjungan Paus ke Philadelphia, AS, pada 2015 lalu, ia bertemu dengan korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum rohaniwan. Paus Fransiskus mengumumkan kunjungannya tersebut pada hari terakhir sebelum meninggalkan AS.
Vatikan dalam keterangannya mengatakan, Paus dan tiga pemimpin utama gereja Katolik di AS bertemu dengan tiga perempuan dan dua laki-laki korban pelecehan seksual saat mereka kecil. Pertemuan ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit.
Berbicara kepada uskup-uskup di AS, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kejahatan pelecehan seksual tidak lagi dirahasiakan. Paus Fransiskus "bersumpah" untuk melindungi anak-anak muda dan semua yang bertanggung jawab akan diproses secara hukum. Paus juga menambahkan bahwa "Tuhan bahkan menangis" untuk para korban.
"Dengan rendah hati kami berutang kepada korban dan keluarganya untuk memberikan keberaniannya hingga kami diurapi cahaya Kristus untuk memproses kasus pelecehan seksual ini," kata Paus.
Paus Fransiskus pada Juni lalu menciptakan aturan baru di Vatikan untuk memproses secara hukum para uskup yang justru melindungi pastor pelaku pelecehan seksual pada anak, daripada melaporkannya ke polisi.
Bertahun-tahun, Vatikan telah dikritik oleh para korban dan grup hak asasi manusia karena dianggap tidak pernah menghukum uskup yang telah melindungi pastor pelaku pelecehan seksual. Mereka hanya memindahkan tugas pelaku dari gereja satu ke gereja lainnya, bukannya melaporkan kepada polisi atau memecat dari keuskupan.