Liputan6.com, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron berencana untuk melucurkan program perang 'culture war' atau perang budaya untuk melawan tindak kekerasan seksual, seksisme dan bahaya pornografi.
Dilansir dari laman The Guardian, Sabtu (25/11/2017), salah satu program yang akan dijalankan oleh pemerintah Prancis yaitu mengedukasi siswa sekolah (setara SMA) untuk mengenal bahaya pornografi.
Pada tahun 2018, para guru yang berada di sekolah pun juga akan dilatih agar paham soal isu-isu yang berkaitan dengan pornografi.
Advertisement
Baca Juga
Selain tenaga pengajar, para orangtua pun tak luput dari program ini. Diharapkan, para orangtua mampu mengenalkan permasalahan yang disebabkan oleh pornografi.
Sebagai media massa yang punya pengaruh besar bagi masyarakat, Pemerintah Prancis akan meminta bantuan kepada saluran televisi di negaranya untuk mengampanyekan aksi tersebut.
Kampanye ini diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat tentang kejahatan seksual.
Presiden Macron berharap, lewat kampanye tersebut, masyarakat dapat secara aktif menyampaikan laporan apabila telah terjadi kasus pelecehan dan kekerasan seksual.
Masyarakat diminta untuk tidak takut, karena kasus kejahatan semacam itu harus diperangi.
Lewat pernyataan ini, Pemerintah Prancis telah memberi sinyal bahwa pelaku kejahatan seks akan mendapat hukuman yang jauh lebih berat dari sebelumnya.
Hal semacam ini juga diharap dapat menjadi perhatian kaum pria yang selama ini mendominasi jumlah pelaku dibanding wanita.
"Stereotip semacam ini harus didekonstruksikan, harus ada perlawanan terhadap budaya seperti ini," ujar pernyataan tersebut.
Â
Pesan Presiden Prancis bagi Pemuda yang Isap Rokok Ganja
Kepedulian Presiden Macron terhadap anak-anak dan wanita tak hanya ditunjukkan lewat kasus kekerasan seksual dan dominasi pria saja. Presiden berparas tampan itu juga menyoroti penggunaan obat terlarang dan ganja yang terjadi pada remaja.
Dalam kunjungannya ke Guiana Prancis, Presiden Emmanuel Macron memberi peringatan kepada sejumlah pemuda yang mengisap rokok ganja. Hal tersebut diketahui Macron setelah ia mencium bau tajam yang berasal dari para pemuda tersebut.
Kepada mereka, Macron menegaskan bahwa mengisap rokok ganja "tidak akan membantu menyelesaikan tugas sekolah," demikian seperti dikutip dari Sky News.
Di tengah kerumunan, dengan bercanda, ia menyatakan, "Saya masih punya hidung".
Peristiwa ini bermula setelah Macron berpose untuk foto dengan penduduk di lingkungan Crique, ibu kota Cayenne.
"Jadi, ada di antara kalian yang tidak hanya mengisap rokok saja ya? Itu tidak akan membantu menyelesaikan tugas sekolah kalian. Beritahukan kepada yang lebih muda," ujar Macron.
Momen cair ini terjadi jelang akhir kunjungan 48 jam Macron di wilayah Amerika Selatan.
Lawatan Macron ke Guiana disambut dengan demonstrasi yang berujung penangkapan terhadap lima orang.
Masalah keamanan dan pengangguran yang mencapai 23 persen telah menjadi momok bagi Guiana dan memicu gelombang unjuk rasa sejak enam bulan lalu. Banyak warga Guiana yang merasa bahwa Prancis mengabaikan mereka.
"Negara telah membuat banyak janji yang belum ditepati," kata Emmanuel Macron saat tiba di Guiana.
"Jadi saya ke sini untuk mengatakan hal-hal berdasarkan apa yang saya lihat, membuat komitmen yang bisa saya jaga selama masa jabatan saya dan membantu menyediakan hal-hal penting bagi otoritas di wilayah ini," imbuhnya.
Advertisement