Liputan6.com, Jakarta - Pernikahan bisa menjadi hari paling bahagia dan terpenting dalam hidup Anda. Menjelang upacara pelaksanaannya, terkadang Anda merasa semakin gugup, bahkan kekhawatiran menyelimuti pikiran dan hati.
Wajar saja, karena pernikahan sejatinya hanya diinginkan sekali seumur hidup, untuk itulah Anda menginginkan segalanya berjalan sempurna. Persiapan pun harus sangat matang.
Baca Juga
Tapi, ada saja kejadian tak terduga yang melanda sebuah pernikahan. Bukan bencana, anggap saja "selingan", sehingga pernikahan Anda terkesan kocak, aneh, dramatis, bahkan menyeramkan. Semuanya meninggalkan kesan tersendiri. Suatu hari, hal tersebut akan diingat seumur hidup Anda dan pasangan.
Advertisement
Berikut 5 kisah pernikahan aneh yang benar-benar terjadi dalam sejarah masa lampau, seperti dikutip dari Bustle, Kamis (29/3/2018).
1. Kawin Lari untuk Membunuh
Pada tahun 1828, di desa Polstead, Inggris, seorang wanita muda bernama Maria Marten dibujuk untuk kawin lari oleh kekasihnya yang bernama William Corder. Kisah nyata keduanya dituangkan dalam buku berjudul The Art Of The English Murder karya seorang ahli sejarah Britania Raya, Lucy Worsley.
Marten dan Corder sudah memiliki seorang anak di luar nikah, dan Corder -- yang merupakan satu-satunya pewaris keluarga petani kaya raya -- mencoba meyakinkan Marten bahwa mereka harus melarikan diri bersama.
Ia juga menyarankan agar Marten mengenakan pakaian pria saat menjalankan aksinya, sehingga tidak ada orang yang mengenalinya. Marten terakhir kali terlihat di Red Barn, Polstead, Inggris, sesaat setelah kawin lari bersama pasangannya. Namun sejak saat itu, wanita tersebut bak hilang ditelan Bumi.
"The Red Barn Murder", begitulah masyarakat sekitar menyebutnya. Misteri pembunuhan seorang wanita tak dikenal terungkap ketika jasad Marten ditemukan dan berhasil diidentifikasi.
Corder pun dilacak, kala itu ia diketahui kabur ke London. Sebelum ditangkap, Corder mengirim sepucuk surat kepada keluarga Marten, ia mengatakan bahwa Marten baik-baik saja.
Setelah diringkus, Corder dinyatakan bersalah dan dihukum gantung. Kisah "Maria Marten" pun menjadi salah satu balada pembunuhan paling terkenal Abad ke-19.
Advertisement
2. Presiden yang Nyaris Tak Jadi Menikah
Presiden Amerika Serikat ke-28, Woodrow Wilson, memiliki catatan sejarah perkawinan yang cukup kontroversial.
Setelah menikah dengan Ellen Axson Wilson pada 1885, ia diisukan berselingkuh dengan Mary Hulbert Peck, menurut American Heritage. Atas kabar tersebut, ia dihujani ratusan surat yang berisi kritik pedas selama bertahun-tahun.
Seolah tak jera, isu perselingkuhannya pun kembali menyeruak ke publik setelah ia terpilih sebagai presiden dan setelah istrinya meninggal pada tahun 1914. Ia jatuh cinta pada janda bernama Edith Boiling Galt dan memutuskan untuk melangsungkan pernikahan pada tahun 1915, setahun pasca-kematian istri pertama.
Pernikahan belum terjadi, tapi sekutu politik dan anggota keluarga tidak menyukai keputusan Wilson yang menikahi Galt. Mereka pikir, tindakan itu bisa merusak reputasinya.
Mereka lalu menemui menantu laki-laki Wilson, William Gibbs McAdoo, dan menyuruhnya untuk memberitahu Wilson: jika ia benar-benari menikahi Galt, maka Hulbert Peck akan mengkonfirmasi perselingkuhan mereka, menurut buku Oh Say Can You See karya John Whitcomb dan Claire Whitcomb. Seperti sebuah ancaman.
Di satu sisi, Hulbert Peck justru tidak tahu tentang rencana pernikahan Wilson dan Galt. Meski demikian, Wilson percaya bahwa menantunya akan membeberkan segala sesuatunya mengenai hubungannya dengan Hulbert Peck kepada Galt. Untungnya, Galt mau memaafkan Wilson dan akhirnya mereka berdua menikah.
Ketika Wilson berhasil memenangkan kursi kepresidenan untuk masa jabatan kedua, mereka yang tadinya "mengancam" Wilson karena berniat menikahi Galt, tiba-tiba mengakui bahwa semua itu hanya rekayasa semata.
3. Pernikahan Rahasia Keluarga Kerajaan
Ketika George IV, Prince of Wales, jatuh cinta dengan wanita Irlandia yang beragama Katolik, Maria Fitzherbert, di tahun 1780-an, ada banyak rintangan yang dijumpai mereka.
Pertama, George IV, sebagai pewaris takhta Kerajaan Inggris, tidak diizinkan menikahi orang Katolik. Kedua, ia berusia di bawah 25 tahun dan harus meminta restu dari ayahnya, Raja George III, yang sudah pasti akan menolaknya, karena perbedaan keyakinan.
Meski demikian, pasangan itu tetap memutuskan untuk menikah pada tahun 1785. Pernikahan mereka menjadi salah satu hal teraneh yang pernah terjadi dalam sejarah Kerajaan Inggris.
Upacara digelar di rumah mempelai wanita, status mereka tidak terikat secara hukum, dan orang yang mereka tunjuk untuk melakukan "pengesahan" adalah seorang pendeta yang di penjara karena utang. Pendeta tersebut dibebaskan demi melangsungkan pernikahan George dan Fitzherbert.
Pernikahan itu dinyatakan ilegal dan dibatalkan oleh Raja George III. Akhirnya, George IV menikah dengan sepupu pertamanya, Caroline, pada tahun 1794.
Advertisement
4. Batal Menikah, Mempelai Pria Jadi Biksu
James of Aragon, putra Raja James The Conqueror, memutuskan untuk keluar dari bisnis kerajaan dan menjadi seorang biarawan. Ayahnya tidak senang dan bersikeras bahwa James harus melanjutkan rencana pernikahannya dengan Eleanor Castile, yang baru berumur tiga belas tahun pada saat itu.
Pada tahun 1318 pernikahan itu terjadi, tetapi James tiba-tiba meninggalkan mimbar pernikahan usai ia dan Castile dinyatakan sah sebagai suami istri.
Hingga pada akhirnya, sang ayah menyerah untuk meladeni dan membujuknya. Ia pun membiarkan anak laki-lakinya tersebut menjadi biarawan beberapa minggu kemudian. Meski pernikahan itu dibatalkan, Castile akan terus menjadi Ratu Inggris, jadi dia mungkin tidak terlalu keberatan dengan keputusan James.
5. Dipenjara, Dibebaskan, Lalu Dipaksa Menikah
Pada 1587, Elisabeth Pallier, seorang janda, memulai hubungan dengan Pierre Houlbronne di Prancis. Houlbronne sudah diibaratkan ayah oleh anak-anak Pallier. Mereka telah tinggal bersama, layaknya suami-istri, tapi tidak menikah di bawah campur tangan gereja.
Kala itu, Prancis sedang gencar-gencarnya membasmi pernikahan "klandestin" atau pernikahan yang tidak tercatat dalam gereja alias tak legal.
Maka dari itu, pada 1595, seorang hakim gereja memutuskan untuk melakukan hal yang logis: membuat Elisabeth dan Pierre "menikah kembali" untuk melegalkan status keduanya.
Sayangnya Pierre sama sekali tidak ingin menikah secara sah. Ia pun harus ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Saat menjalani masa tahanan, ia diseret keluar bui. Bukan untuk dibebaskan, tapi untuk melangsungkan pernikahan dengan wanita pilihan orang tuanya.
Ia pun menolaknya mentah-mentah. Mendengar kabar tersebut, Elisabeth murka. Lalu, pengadilan akhirnya memutuskan untuk membebaskan Pierre dan membiarkannya menjalin hubungan demikian bersama Elisabeth.
Advertisement