Liputan6.com, Washington DC - Otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) melaporkan kasus kematian pertama akibat wabah E.Coli pada selada Romaine, yang telah menyerang 121 orang sejak April lalu.
Tidak disebutkan dengan jelas identitas korban meninggal tersebut, kecuali informasi dari Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit yang menyatakan ia tinggal di negara bagian California.
Dikutip dari Asia One pada Kamis (3/5/2018), otoritas kesehatan di California menyebut sebanyak 24 orang di wilayahnya positif terserang bakteri E.Coli, termasuk satu korban meninggal.
Advertisement
Baca Juga
"Karena undang-undang privasi pasien, kami tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut," kata Departemen Kesehatan Masyarakat dalam sebuah pernyataan.
Bulan lalu, pihak berwenang AS mengambil langkah yang tidak biasa untuk memberitahu orang-orang untuk membuang selada romaine yang mereka miliki.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak memakannya, kecuali mereka yakin itu bukan dari kota Yuma di negara bagian Arizona, yang menjadi ladang tempat tumbuhnya sebagian besar selada romaine yang terjangkit bakteri E.Coli.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Â
Wabah Terbesar di AS Sejak 2016
Hingga saat ini, pemerintah AS masih belum bisa mengidentifikasi sumber penyebaran wabah E. Coli pada selada romaine.
Sejauh ini, satu lahan pertanian di kota Yuma, negara bagian Arizona, positif dinyatakan terkait dengan penyebaran bakteri E.Coli.
Namun belakangan, muncul setidaknya dua lusin lokasi perkebunan yang tengah dinvestigasi oleh gabungan otoritas kesehatan dan pertanian.
Penyebaran wabah E.Coli pada selada romaine dianggap sebagai wabah luar biasa, karena tekanan (strain) Shiga-toksin yang dibawanya memproduksi sub-jenis E.Coli O157: H7, yang cenderung menyebabkan tingkat rawat inap lebih tinggi.
"Sebanyak 52 dari 102 orang yang terindikasi wabah ini (51 persen), telah dirawat di rumah sakit, termasuk 14 orang di antaranya yang menyebabkan gagal ginjal, atau dikenal sebagai sindrom uremik hemolitik," kata laporan CDC.
Wabah ini adalah yang terbesar di Amerika Serikat sejak 2006, ketika bayam tercemar oleh bakteri E. coli, dan menyebabkan lebih dari 200 orang sakit.
Advertisement