Fosil Gigi Hiu Raksasa Zaman Prasejarah Ditemukan di Pantai Australia

Serangkaian gigi langka dari hiu raksasa prasejarah ditemukan di pantai Australia.

oleh Afra Augesti diperbarui 15 Agu 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 10:00 WIB
Gigi Hiu Langka Ditemukan di Australia
Penggemar amatir fosil, Philip Mullaly memegang gigi langka dari hiu raksasa prasejarah di Museum Melbourne, Kamis (9/8). Gigi itu diduga berasal dari satu hiu individu dan mungkin ada lebih banyak yang dimakamkan di batu karang. (AFP Photo/William WEST)

Liputan6.com, Melbourne - Ahli paleontologi telah mengumpulkan satu set gigi hiu raksasa yang sudah punah dari pantai Australia. Fosil ini pertama kali ditemukan oleh pengoleksi benda-benda antik amatir Philip Mullaly.

"Saya sedang berjalan di sepanjang pantai mencari fosil. Saat saya menemukannya, gigi hiu ini bersinar di antara bebatuan," kata Mullaly dalam rilis berita, seperti dikutip dari UPI, Selasa (14/8/2018).

"Saya langsung bersemangat, bentuknya sempurna dan saya tahu itu adalah penemuan penting yang perlu diumumkan kepada orang-orang," ia melanjutkan.

Seorang penggemar amatir fosil, Philip Mullaly memegang gigi langka dari hiu raksasa prasejarah di Museum Melbourne, Kamis (9/8). Fosil gigi hiu raksasa sepanjang 7 centimeter ini berukuran dua kali lipat dari gigi hiu putih. (AFP Photo/William WEST)

Mullaly kemudian menyampaikan penemuannya kepada ahli paleontologi yang bekerja di Museum Victoria. Dalam serangkaian ekspedisi, para peneliti mengumpulkan lebih dari 40 gigi, semuanya milik hiu bergigi besar Carcharocles angustidens, spesies hiu raksasa yang telah punah yang "mengintai" pantai Australia sekitar 25 juta tahun yang lalu.

"Gigi-gigi ini sangat penting, karena gigi-gigi ini mewakili salah satu dari tiga pengelompokan Carcharocles angustidens di dunia. Dan ini merupakan set pertama yang pernah ditemukan di Australia," kata Erich Fitzgerald, kurator senior paleontologi vertebrata.

Fosil gigi hiu raksasa ini berukuran 7,6 sentimeter. Sementara itu, satu ekor hiu bisa tumbuh hingga hampir 9,1 meter (dua kali lebih panjang dari ukuran hiu putih besar), sehingga hewan laut ini menempati puncak rantai makanaan sebagai predator. Terlebih selama Zaman Oligosen akhir.

Mullaly menyumbangkan penemuannya ke Museum Victoria di Carlton, Australia yang mempresentasikan fosil langka tersebut ke publik pada hari Kamis.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Teror Potongan Kepala Hiu Berisi Sampah Hebohkan Pesisir Australia

Ilustrasi hiu tutul. (AP)
Ilustrasi hiu tutul. (AP)

Beda halnya dengan temuan fosil gigi hiu di atas. Pada Juni lalu, warga Australia justru digegerkan dengan temuan kepala hiu berisi sampah.

Seonggok kepala hiu yang dipenuhi puntung rokok dan aneka sampah laut, ditemukan tertancap di pagar kantor sebuah organisasi penyelamatan laut di Sydney, Australia.

Temuan kontroversial yang disadari pada Minggu, 10 Juni 2018 itu, diketahui sebagai teror dari oknum yang menentang aksi konservasi laut di pesisir Negeri Kanguru. 

Dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa, 12 Juni 2018, sukarelawan Penyelamat Maritim NSW di Distrik Shellharbour --sekitar 100 kilometer selatan Sydney-- datang untuk mulai bertugas pada Minggu pagi, ketika ia terkejut menemukan potongan kepala hiu jenis mako itu.

Manajer operasi regional, Bruce Mitchell mengatakan kepada kantor berita AFP, temuan itu adalah "pertama kalinya saya dengar dari mana pun", dan menambahkan bahwa tampaknya hiu itu masih segar dan kemungkinan ditangkap pada Sabtu, 9 Juni 2018.

"Siapa pun yang menangkap hiu itu membawanya ke darat, membersihkan dan memotong kepalanya," kata Mitchell. Ia mengatakan bahwa ikan itu beratnya sekitar 70 kilogram.

Mitchell mengatakan organisasi relawan, yang membantu pelaut dalam keadaan darurat dan situasi lainnya, belum menerima ancaman apa pun dan tidak melaporkan insiden itu ke polisi.

Penyelamat Laut atau Marine Rescue mengunggah foto-foto kepala ikan hiu itu di Facebook dan Twitter dan mengatakan insiden itu "sangat mengejutkan para relawan kami yang berusaha menyelamatkan hewan-hewan yang hidup di laut."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya