7-10-1959: Bukan Markas Alien, Satelit Luna 3 Menguak Misteri Sisi Jauh Bulan

Dari sudut pandang kita di Bumi, manusia hanya pernah melihat, dan akan selalu menatap satu sisi Bulan. Apa yang ada di sisi lainnya?

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 07 Okt 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2018, 06:00 WIB
Satelit Uni Soviet Luna 3 mengambil foto penampakan sisi jauh Bulan (Wikipedia/Public Domain)
Satelit Uni Soviet Luna 3 mengambil foto penampakan sisi jauh Bulan (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, Moskow - Dari sudut pandang kita di Bumi, manusia hanya pernah melihat, dan akan selalu menatap satu sisi Bulan. Penyebabnya, rembulan berotasi dengan kecepatan yang sama dengan waktunya mengorbit mengitari Bumi. Ini telah terjadi setidaknya selama jutaan tahun.

Maka, muncul banyak penafsiran tentang Bulan, dari berbagai macam kebudayaan. Sejumlah orang mengaku melihat siluet kelinci atau rubah di permukaan satelit alami planet manusia itu.

Lainnya merasa melihat penampakan dua mata dan mulut atau wajah manusia. Atau sosok perempuan dan anaknya. Ada juga yang mengklaim, itu adalah bayangan seorang lelaki tua menyeret kayu bakar, mungkin dengan seekor anjing kecil yang membuntutinya. Tak sedikit yang bersikukuh menyaksikan seorang nenek yang sedang duduk, entah sedang menjahit atau membaca.

Belakangan kita tahu, segala penafsiran itu adalah efek pareidolia, saat otak kita mengenali pola, bentuk, bahkan wajah dari gambar acak. Meski demikian, misteri belum berakhir.

Selama ratusan tahun, banyak orang bertanya-tanya, apa gerangan yang ada di sisi lain atau sisi jauh (far side) Bulan? Apa rahasia yang ada di sana?

Bagian yang menjauh dari planet manusia kerap dijuluki 'sisi gelap Bulan' -- meski itu salah kaprah. Sebab, sisi yang tak kita lihat ternyata menerima sinar matahari yang sama dengan sisi lainnya.

Seperti dikutip dari situs ThoughtCo., sejumlah pihak pun berprasangka. Misalnya, mengira sisi jauh Bulan sebagai markas alien. Konon, makhluk ekstrateresterial memilihnya menjadi pangkalan karena lokasinya yang tersembunyi dari mata manusia sehingga mereka akan leluasa mengunjungi Bumi.

Misteri tersebut mulai terkuak pada 7 Oktober 1959. Kala itu, di tengah perlombaan antariksa dengan Amerika Serikat, Uni Soviet mengirimkan Luna 3 ke sisi jauh Bulan untuk memotret penampakannya.

Kamera yang ada dalam satelit tersebut mengambil 29 foto dalam 40 menit, mencakup sekitar 70 persen dari sisi jauh Bulan.

Penampakan sisi jauh Bulan yang diambil satelit Uni Soviet Luna 3 (Wikipedia/Public Domain)

Foto-foto itu diolah, diperbaiki dan dikeringkan oleh unit pemrosesan film yang ada di Luna 3.

Seperti dikutip dari Wired, sebanyak 17 berhasil dipindai dan dikirim ke Bumi pada 18 Oktober, saat Luna 3 berada dalam posisi untuk memulai transmisi.

Foto-foto yang dihasilkan Luna 3 masih sangat sederhana dan kasar. Resolusinya pun rendah. Namun, apa yang terpampang menunjukkan tanah yang suram, tanpa kehidupan, serupa dengan sisi dekat Bulan.

Sisi jauh Bulan pun tak lagi gelap -- dalam arti secara pengetahuan manusia.

Sejumlah fitur dalam diidentifikasi, di antaranya dua dataran Bulan yang berwarna gelap yang dijuluki laut (mare): Mare Moscovrae (Laut Moscow) dan Mare Desiderii (Laut Mimpi). Juga ditemukan pegunungan yang perbedaannya mencolok dengan yang ada di sisi yang menghadap Bumi.

Saksikan video terkait Bulan berikut ini:

 

Nasib Luna 3

Bulan, satelit alami Bumi
Bulan, satelit alami Bumi (NASA)

Kontak dengan Luna 3 terputus pada 22 Oktober 1959. Tak ada yang tahu pasti nasib satelit milik Uni Soviet tersebut.

Ia mungkin terbakar di atmosfer Bumi pada Maret atau April 1960. Atau, Luna 3 bisa jadi selamat di orbit hingga akhir 1962.

Belakangan, China mengumumkan akan mengirimkan misi Chang'e 4 pada Desember 2018. Sebuah probe atau robot penyelidik akan didaratkan di sisi jauh Bulan, dekat kutub selatannya.

Tak hanya penampakan pertama sisi jauh Bulan. Sejumlah peristiwa penting dalam sejarah terjadi pada tanggal 5 Oktober.

Pada 1919, maskapai nasional Belanda, KLM didirikan. Kini, KLM menjadi perusahaan penerbangan tertua yang masih tetap menggunakan nama asalnya.

Sementara, pada 1950, Pasukan Amerika Serikat menginvasi Korea Utara dengan melewati paralel ke-38. Dan, pada 2004, Norodom Sihanouk mengundurkan diri dari takhta Raja Kamboja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya