Antisipasi Nuklir AS di Eropa, Rusia: Kami Mempersiapkan yang Terburuk

Wamenlu Rusia mengisyaratkan bahwa Moskow akan mengantisipasi penempatan nuklir AS di Eropa dengan melakukan hal yang sama.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 28 Nov 2018, 10:31 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2018, 10:31 WIB
Jelang Pemilihan Presiden Rusia, Kampanye Vladimir Putin Dihadiri 130 Ribu Orang
Ilustrasi Rusia. (AFP/Kirill Kudryavtsev)

Liputan6.com, Moskow - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengkhawatirkan niat Amerika Serikat untuk mundur dari kesepakatan pengendalian senjata nuklir AS-Rusia peninggalan era-Perang Dingin, dengan menyebut bahwa hal itu akan memicu perlombaan senjata antara kedua negara serta melemahkan stabilitas di Eropa hingga ke titik kritis.

Niat AS untuk mundur dari Traktat Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) 1987 pada 20 Oktober lalu memaksa Rusia akan mengantisipasi langkah Washington DC untuk kembali menempatkan rudal nuklir di Eropa, kata Ryabkov pada 26 November 2018, seperti dikutip dari media AS Radio Free Europe, Rabu (28/11/2018).

Hal itu, kata Ryabkov, justru akan memicu hubungan AS-Rusia dan situasi di Eropa seperti era-Perang Dingin sebelum adanya Traktat INF.

Traktat INF melarang penempatan rudal dan peluncur rudal jarak pendek hingga menengah berbasis darat (ground-based missile) --dengan kisaran antara 500 dan 5.500 km-- di Eropa. Perjanjian itu menjadikan kawasan Benua Biru steril dari senjata nuklir selama lebih dari tiga dekade, sejak kesepakatan itu ditandatangani oleh Presiden Ronald Reagan dan Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 8 Desember 1987.

Menyusul niat AS untuk keluar dari INF, Ryabkov mengatakan Amerika Serikat akan dapat menyebarkan rudal nuklir jarak menengah di Eropa "dalam beberapa tahun," sesuatu yang dikatakannya akan memicu perlombaan senjata berbahaya.

"Dalam hal itu, AS akan mendapatkan kemampuan ekstra yang signifikan, yang memungkinkan mereka menyerang sasaran jauh di dalam Rusia," tambahnya.

Diplomat itu juga mengatakan bahwa jika Amerika Serikat menempatkan rudal yang saat ini dilarang di Eropa, Moskow akan menanggapi secara "efektif". Namun, Ryabkov tidak merinci rencana itu.

Selaras, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan bahwa Rusia akan menargetkan negara-negara Eropa yang setuju untuk menjadi tuan rumah rudal jarak menengah milik AS pada kemudian hari.

Tanggapan AS dan NATO

Di sisi lain, AS dan NATO membantah memiliki rencana seperti yang disebutkan oleh Ryabkov.

Penasihat Kepresidenan AS bidang Keamanan Nasional, John Bolton mengatakan bahwa AS masih jauh dari mengambil keputusan tentang menempatkan rudal baru di Eropa.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan dia tidak percaya akan ada penyebaran baru rudal AS di Benua Biru.

Di tengah ketegangan terus-menerus antara Amerika Serikat dan Rusia terkait Traktat INF, Presiden Donald Trump diperkirakan akan membahas polemik itu dengan Presiden Vladimir Putin dalam KTT G20 di Buenos Aires akhir pekan ini.

Ryabkov mengatakan pada konferensi pers bahwa Rusia terbuka untuk membicarakan masalah ini dengan Washington tetapi menambahkan bahwa Moskow skeptis.

"Kami mendengar penolakan tetapi tidak lebih dari itu," kata Ryabkov. "Rencana telah berubah berkali-kali sebelumnya. Kami tidak ingin mengecewakan rekan kerja (AS) kami lagi dan oleh karena itu kami mengasumsikan skenario terburuk dalam perencanaan militer kami."

 

Simak video pilihan berikut:

Sekilas Traktat INF

Uji coba rudal AS, Minuteman III (AP)
Uji coba rudal AS, Minuteman III (AP)

Traktat Intermediate-Range Nuclear Forces Treaty (INF) atau 'Traktat Antara Amerika Serikat dan Republik Sosialis Uni Soviet tentang Eliminasi Misil Jangka Pendak dan Jangka Menengah', merupakan perjanjian 1987 antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (dan kemudian negara-negara penerusnya, terutama Federasi Rusia).

Munculnya Traktat INF dipicu oleh perlombaan AS dan Rusia untuk menempatkan fasilitas peluncur ribuan rudal nuklir strategis via darat di beberapa titik di Eropa.

Persaingan itu akhirnya memancing pemimpin kedua negara untuk melakukan sebuah negosiasi pembatasan persenjataan nuklir mereka, demi menghindari dampak-dampak yang tak diinginkan.

Ditandatangani di Washington DC oleh Presiden Ronald Reagan dan Pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada 8 Desember 1987, Traktat INF diratifikasi oleh Senat Amerika Serikat pada 27 Mei 1988 dan diberlakukan pada 1 Juni 1988, dengan jangka waktu penerapan yang tak terbatas, demikian seperti dikutip dari Nuclear Threat Initiative (NTI.org).

Traktat INF mengeliminasi seluruh nuklir dan misil konvensional, serta para peluncur mereka, dengan rata-rata 500–1,000 kilometer (jangka pendek) dan 1,000–5,500 kilometer (jangka menengah). Pada Mei 1991, total 2.692 misil dieliminasi, disusul oleh 10 tahun inspeksi verifikasi di tempat.

Tapi, traktat tersebut tidak meliputi misil-misil yang diluncurkan via laut (sea-based missile).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya