Jadi Tren, Warga di Jerman Banyak yang Mengajukan Lisensi Kepemilikan Senpi

Polisi mengatakan, tren meningkatnya permintaan lisensi kepemilikan senjata api berdasarkan pada rasa tidak aman orang-orang di Jerman.

oleh Afra Augesti diperbarui 17 Jan 2019, 07:31 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2019, 07:31 WIB
Senjata Api
Ilustrasi Foto Senjata Api (iStockphoto)

Liputan6.com, Berlin - Memasuki tahun 2019, Kementerian Dalam Negeri Jerman mengungkapkan, pengajuan lisensi kepemilikan senjata api menjadi tren di tengah masyarakat di negara tersebut. Pada 31 Desember 2018, sekitar 610.937 orang telah menggenggam surat izin itu.

Sementara itu, data yang dirilis per 2017 menyebut, ada 53.377 orang yang mengajukan.

Ini artinya, terjadi lonjakan sebesar 9,6 persen bagi mereka yang ingin mempunyai senjata api bersertifikat, seperti pistol gas, pistol suar, semprotan merica dan lain-lain yang dimaksudkan untuk melindungi diri dan bukan untuk tindak kriminal.

Perwakilan dari kantor kepolisian setempat menggambarkan fenomena ini sebagai bentuk meningkatnya rasa tidak aman di antara warga Jerman.

Namun, pakar kebijakan dalam negeri dari Partai Kiri (Left Party), Ulla Jelpke, mengatakan naiknya permintaan itu akibat adanya kepanikan yang diciptakan oleh hukum dan ketertiban politisi, seperti Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer, dan agitator (penghasut) sayap kanan, AfD (Alternative for Germany).

Ketua Police Union (GdP), Oliver Malchow, memperingatkan tentang efek yang mungkin dimiliki oleh sebuah negara jika semakin banyak penduduknya mempunyai senjata api yang sah dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Kepada surat kabar harian Jerman Neue Osnabrücker Zeitung, Malchow mengemukakan, "Senjata semacam itu memberikan rasa aman di 'tempat yang salah', serta meningkatkan keinginan untuk membela diri. Tapi kedua fakta ini bisa mengarah pada eskalasi situasi sekarang, akhirnya mengubah pemiliknya menjadi penjahat," ucapnya seperti dikutip dari Deutsche Welle, Kamis (17/1/2019).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Angka Kematian

Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Malchow menambahkan bahwa warga bersenjata sebenarnya bisa membuka diri mereka terhadap risiko yang lebih besar.

Lisensi senjata api Jerman mensyaratkan pemohon memiliki usia di atas 21 tahun, dan juga sehat secara jasmani dan rohani. Meski demikian, pihak pemberi izin tidak meloloskan permohonan kepemilikan senjata api mematikan.

The Journal of the American Medical Association (JAMA Network), mengatakan bahwa 0,9 orang-orang Jerman per 100.000 meninggal akibat kekerasan senjata api pada 2016.

Amerika Serikat, yang mendapat banyak tekanan karena tingginya persentase kematian akibat senjata api, mencatat 10,6 per 100.000 pada 2016.

El Salvador memimpin dunia dengan persentase 39,2 per 100.000. Sedangkan Jerman mencatat 820 kematian akibat senjata api pada tahun 2016, dibandingkan dengan 33.336 di AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya