Berlin - Aksi peretasan dan pembocoran informasi pekan ini dilaporkan oleh Inforadio RBB di Berlin, Jerman, pada Kamis petang, 3 Januari 2019 waktu setempat.
Diketahui bahwa sejumlah data yang berhasil diretas sudah diliris sejak Desember 2018 oleh sebuah akun Twitter yang berbasis di Hamburg. Demikian seperti dikutip dari DW Indonesia, Minggu (6/1/2019).
Baca Juga
Datanya kemudian diunggah secara daring, mirip dengan kalender "Advent" gaya Jerman, yaitu setiap hari mengejutkan para pengikutnya dengan membuka dan membocorkan data korban yang berbeda.
Advertisement
Mereka yang menjadi target peretasan adalah seluruh anggota parlemen Jerman di Bundestag, kecuali anggota partai radikal kanan AfD. Mayoritas data yang dibeberkan ke publik adalah alamat rumah pribadi, nomer telepon, hingga dokumen perkantoran dan personal --seperti data perbankan, tanda pengenal, dan pesan privat.
 Tak hanya politisi parlemen, politisi negara bagian Jerman pun terkena imbasnya.
Politikus partai sosial demokrat SPD, Jens Zimmermann, mengajukan permintaan sidang khusus komisi internet di parlemen Jerman untuk membahas segera kasus peretasan ini.
Angesichts des #Hackerangriff auf #Journalisten und #Politiker beantragt die #SPD eine #Sondersitzung des Internetausschusses des #Bundestags @spdbt Es stehen viele Fragen im Raum, die jetzt zeitnah aufgeklärt werden müssen! @FalkoMohrs @EskenSaskia #BTADA
— Jens Zimmermann (@JensZimmermann1) January 4, 2019
Sementara politisi partai kiri Die Linke, Anke Domscheit-Berg, menyatakan, serangan peretasan ini merupakam rilis gabungan dari serangan sebelumnya, menjadi sebuah informasi yang bisa diekses secara terbuka.
Aksi tersebut sebagian kecil menyangkut data pribadi sensitif, dan merupakan serangan terhadap demokrasi.
Thread: Der #hackerangriff war eine Sammelveröffentlichung von Daten aus vielen früheren Angriffen u Leaks u zu einem größeren Teil öffentlich zugänglichen Informationen. Der kleinere Teil aber sind sensible persönliche Daten, die Veröffentlichung ein Angriff auf die Demokratie. https://t.co/4c3sck5hVZ
— anke domscheit-berg (@anked) January 4, 2019
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Motif Masih Diselidiki
Sejauh ini, identitas serta motif dari peretasan belum diketahui. Pelaku peretasan dalam akun Twitter-nya menjelaskan dirinya sebagai periset keamanan, seniman, dan pengkritik.Â
Peretasan yang kerap dinamakan doxing itu bertujuan untuk menyerang pribadi seseorang. Kini korban doxing meluas, tak hanya para tokoh politik tetapi juga para jurnalis hingga para pekerja seni.
Kasus peretasan tersebut masih dalam penyelidikan Pusat Keamanan Siber Nasional Jerman bersama Komisi Keamanan Teknologi Informasi Parlemen.
Advertisement