4 Tahun Berlalu, Gaza Kembali Menembakkan Roket ke Ibu Kota Israel

Militan di Gaza kembali menembakkan roket ke arah ibu kota Israel setelah terakhir kali terjadi pada 2014 lalu.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 15 Mar 2019, 10:56 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2019, 10:56 WIB
Israel Kerahkan Puluhan Tank ke Perbatasan Gaza
Tentara Israel berjalan melewati tank di dekat perbatasan Gaza-Israel, Jumat (19/10). Pengerahan kekuatan militer terjadi berselang sehari usai roket Palestina menghancurkan sebuah rumah di selatan Israel. (AP Photo/Ariel Schalit)

Liputan6.com, Gaza - Militan di Gaza menembakkan dua roket ke arah Tel Aviv, di mana hal itu merupakan serangan pertama pada jenisnya sejak perang antara Israel dan Hamas, 2014 lalu.

Israel telah menanggapi dengan menyerang apa yang disebutnya "situs teror" di Gaza, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (15/3/2019).

Sirene roket terdengar di Tel Aviv pada Kamis malam, memperingatkan warga untuk bergegas pergi ke bunker perlindungan.

Sejauh ini belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa, kata tentara Israel, dan tidak ada kelompok di Gaza yang segera mengklaim serangan itu.

Sayap militer Hamas membantah bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.

Di Gaza, ledakan terdengar di utara dan selatan wilayah itu, menurut saksi Palestina, yang mengatakan pesawat Israel membom dua posisi keamanan Hamas.

Ketika ketegangan meningkat di Gaza atas tanggapan mematikan Israel terhadap protes mingguan di perbatasan selama tahun lalu, gerilyawan telah menembakkan ratusan roket ke daerah-daerah sekitarnya, meskipun tidak benar-benar jatuh di Tel Aviv.

Militer Israel telah menanggapinya dengan serangan udara yang meluas.

Kini, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dikabarkan tengah memimpin pertemuan darurat dengan para pejabat senior militer setempat, guna membahas tanggapan lebih lanjut terhadap serangan tersebut.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Kondisi Gaza Disebut Seperti Neraka

Israel Serang Gaza Pasca Dihujani Roket
Kepulan asap terlihat membumbung dari Gaza City menyusul serangan udara Israel, Rabu (8/8). Sirene dibunyikan di beberapa daerah dekat perbatasan dengan Gaza, memperingatkan warga untuk mencari tempat perlindungan segera. (MAHMUD HAMS/AFP)

Sebelumnya pada Kamis 13 Maret, pasukan keamanan Hamas di Gaza membubarkan paksa ratusan warga Palestina yang memprotes sulitnya mengakses fasilitas dasar kehidupan.

Sebuah rekaman video menunjukkan polisi memukuli demonstran di jalan-jalan, dan beberapa suara tembakan terekam jelas saat itu.

Konflik terbuka yang jarang terjadi itu dipicu oleh kenaikan pajak beberapa waktu lalu. Unggahan di media sosial oleh para pendukung protes disertai dengan tanda pagar (tagar) "kami ingin hidup" dalam bahasa Arab.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada 2017, bahwa satu dekade setelah Hamas merebut kekuasaan Jalur Gaza, wilayah itu secara efektif "menjadi neraka" bagi 2 juta penduduknya.

Terperangkap oleh blokade Israel-Mesir yang melumpuhkan, penduduk Gaza menderita kesulitan akses air bersih dan makanan segar, serta mau tidak mau harus mengahdapi sistem layanan kesehatan yang buruk.

Seperti halnya Hamas, faksi-faksi bersenjata lainnya yang beroperasi di wilayah Gaza turut memusuhi Israel. Salah satu di antaranya adalah Jihad Islam, sebuah organisasi yang didukung Iran, di mana diketahui telah meluncurkan roket di masa lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya