Hindari Konflik, Donald Trump Sebut Serangan Iran pada Drone AS Tidak Disengaja

Donald Trump melemahkan tensi terhadap Iran terkait serangan yang menyasar drone AS pada Kamis 20 Juni 2019.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 21 Jun 2019, 08:23 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2019, 08:23 WIB
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Liputan6.com, Washington DC - Pada hari Kamis, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecilkan tensi atas penembakan pesawat tak berawak (drone) AS yang dilakukan oleh Iran, dan mengatakan hal itu tampaknya merupakan ketidaksengajaan.

Trump juga menyebut bahwa serangan itu kemunkinan adalah "kesalahan besar" oleh seseorang yang "lalai dan bodoh".

"Saya merasa sulit untuk percaya itu disengaja," kata Trump kepada wartawan, setelah menerima kunjungan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau di Gedung Putih.

"Saya pikir itu bisa saja seseorang yang lalai dan bodoh melakukannya," lanjutnya, sebagaimana dikutip dari USA Today pada Jumat (21/6/2019).

Donald Trump juga mengatakan bahwa rakyat AS akan "segera tahu" bagaimana ia berencana untuk merespons serangan terkait.

Di sisi lain, Iran mengklaim telah menembak jatuh drone AS karena memasuki wilayah udara negara itu, tetapi Trump mengatakan hal tersebut terjadi di atas perairan internasional.

"Kami tentu menghargai otoritas wilayah negara lain, dan saya pikir ada orang yang cukup bodoh melihat (drone) itu melewati batas resmi," pungkas Donald Trump.

 

 

Saling Meningkatkan Retorika

Siluet drone senjata milik AS di kawasan Teluk (AFP/Joel Sadet)
Siluet drone senjata milik AS di kawasan Teluk (AFP/Joel Sadet)

Insiden Kamis pagi itu meningkatkan ketegangan antara AS dan Iran, serta mendorong pejabat tinggi Pentagon untuk merumuskan opsi tanggapan militer.

Kedua negara telah meningkatkan retorika mereka sejak dua kapal tanker minyak diserang di Teluk Oman pekan lalu. Amerika Serikat menyalahkan Iran atas serangan itu, tetapi Teheran menyangkal tanggung jawab.

Namun, dalam sebuah wawancara dengan majalah Time, Trump menggambarkan kedua serangan itu "sangat kecil."

Di lain pihak, Iran mengatakan telah menembak drone di pesisir selatan Provinsi Hormozgan, dan menyebut tindakan itu mengirim "pesan yang jelas" bahwa Teheran siap untuk mempertahankan diri dari apa yang dipandangnya sebagai agresi Barat.

 

Presiden Iran Tidak Ingin Berperang

Keakraban Erdogan, Putin, Rouhani Saat Bahas Perdamaian Suriah
Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara dalam pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin terkait perdamaian Suriah di Ankara, Turki, Rabu (4/4). (AFP PHOTO/ADEM ALTAN)

Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan "tidak akan berperang melawan negara apa pun", setelah AS mengumumkan penambahan 1.000 tentara ke Timur Tengah, menyusul ketegangan yang meningkat di Teluk Oman.

Langkah AS, yang diumumkan oleh pelaksana tugas menteri pertahanan, Patrick Shanahan, datang setelah Washington menyalahkan Teheran atas serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman, yang menimbulkan kekhawatiran konfrontasi.

Shanahan mengatakan pengerahan pasukan itu untuk "tujuan defensif", mengutip kekhawatiran tentang ancaman dari Iran.

Di lain pihak, Presiden Rouhani menjawab pada hari Selasa, bahwa Iran tidak memiliki keinginan terlibat konflik.

"Iran tidak akan berperang melawan negara mana pun," kata Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung oleh televisi pemerintah. "Mereka yang menghadapi kami adalah sekelompok politikus dengan sedikit pengalaman."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya