Putin Undang Trump ke Moskow Merayakan Kemenangan Rusia di PD II

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengundang Presiden AS Donald Trump untuk menghadiri perayaan Hari Kemenangan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 28 Jun 2019, 17:37 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2019, 17:37 WIB
Presiden AS Donald Trump bersalaman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Martinez Monsivais)
Presiden AS Donald Trump bersalaman dengan Presiden Rusia Vladimir Putin (AP/Martinez Monsivais)

Liputan6.com, Osaka - Presiden Rusia Vladimir Putin mengundang Presiden AS Donald Trump untuk menghadiri perayaan Hari Kemenangan tahun depan di Moskow, kata ajudan Kremlin Yury Ushakov. Undangan tersebut disampaikan dalam sela-sela KTT G20.

Perayaan yang dimaksud adalah untuk kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II yang saat itu bertempur bersama Blok Sekutu.

 

"Kami mengundang Presiden AS untuk mengunjungi negara kami dalam peringatan 75 tahun kemenangan dalam Perang Patriotik Besar [Perang Dunia II] pada 9 Mei tahun depan ... Presiden AS bereaksi sangat positif," kata Ushakov, yang berbicara di Rusia, dengan Trump bertemu Putin di KTT G20, Osaka.

Saluran televisi pemerintah Rossiya-24 melaporkan: "Dalam hal ini, ada pembicaraan tentang negara mana yang ... perannya paling menentukan. Secara tepat kontribusi rakyat Soviet terhadap kemenangan ini dicatat."

9 Mei adalah hari libur besar di Rusia yang menandai berakhirnya Perang Dunia II. Setiap tahunnya, secara tradisional hari itu dirayakan dengan parade militer besar-besaran.

Putin Bertemu Theresa May

Theresa May berjabat tangan dengan Vladimir Putin (AFP Photo)
Theresa May berjabat tangan dengan Vladimir Putin (AFP Photo)

Dalam momentum yang sama, Putin juga bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May, menurut kantor berita Rusia TASS.

Di tengah hubungan bilateral yang tegang, pertemuan antara kedua negara dianggap sangat penting bagi Kremlin, kata kantor berita Rusia RIA-Novosti mengutip ajudan Kremlin Yury Ushakov dikutip dari CNN.

Hubungan yang tegang itu nampak dalam foto yang diambil oleh kedua pemimpin dunia yang berjabat tangan.

May mengatakan dia akan meminta Putin untuk mengakhiri tindakan antagonis negaranya, termasuk serangan siber dan kampanye disinformasi di seluruh dunia, dalam diskusi mereka.

"Rusia dapat menempuh jalan yang berbeda jika Rusia berhenti dari kegiatan semacam ini," katanya dalam sebuah wawancara dengan Sky News.

Putin Sebut Ide Liberal Telah Melampau Tujuan

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping bersulang untuk merayakan ultah Xi ke-66 (Sputnik / AFP PHOTO)
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping bersulang untuk merayakan ultah Xi ke-66 (Sputnik / AFP PHOTO)

Sementara itu dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Financial Times edisi hari Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengisyaratkan berakhirnya "ide liberal."

Ketika ditanya tentang serangan balik terhadap apa yang disebut pendirian di seluruh dunia, Putin mengatakan "ide liberal" telah "melampaui tujuannya."

"Masalah yang jelas adalah kesenjangan antara kepentingan elit dan mayoritas rakyat," katanya kepada surat kabar itu dikutip dari CNN.

"Beberapa elemen dari ide liberal, seperti multikulturalisme, tidak lagi dapat dipertahankan."

Ketika ditanya tentang meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran, Putin mengatakan ketegangan di Teluk telah menjadi "lebih dramatis dan meledak-ledak."

"Dunia telah menjadi lebih terfragmentasi dan kurang dapat diprediksi, yang merupakan hal yang paling penting dan patut disesalkan," katanya.

Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Putin selama sekitar 80 menit pada hari Jumat, selama waktu itu pemimpin AS bercanda dengannya tentang tuduhan campur tangan dalam pemilihan AS. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya