Soal Pernyataan Rasis Donald Trump, DPR AS Segera Keluarkan Resolusi

DPR AS akan segera rapat dan mengambil suara (voting) untuk resolusi yang mengutuk pernyataan rasis Presiden.

oleh Siti Khotimah diperbarui 16 Jul 2019, 13:05 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2019, 13:05 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Washington DC - Ketua Majelis Rendah Amerika Serikat Nancy Pelosi mengatakan, DPR AS akan segera rapat dan mengambil suara (voting) untuk resolusi yang mengutuk pernyataan rasis Presiden Donald Trump. Sebagaimana diketahui, presiden nyentrik Negeri Paman Sam itu baru-baru ini menyuruh pulang empat wanita kongres 'ke negara asalnya.'

Pelosi menyebut Donald Trump telah menggunakan bahasa yang memalukan, bernada xenofobik dan menjijikkan, seperti dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (16/7/2019).

Pelosi meminta para politikus dari kedua kubu, baik Demokrat maupun Republik untuk mendukung resolusi terkait pernyataan Donald Trump tersebut. Ia mengulang pidato mantan presiden Ronald Reagan, yang berterima kasih kepada para imigran. Reagan juga sempat mengatakan, jika AS menutup pintu, maka kepemimpinan AS akan segera hilang.

Resolusi ini telah didukung oleh anggota parlemen dari Demokrat Tom Malinowski yang lahir di Polandia.

Politikus Partai Republik Menolak Bungkam

Sementara itu pada Senin, sejumlah senator dari kubu Republikan turut mengecam twit Donald Trump.

"Pandangan saya adalah, apa yang dikatakan dan yang di-twit adalah merusak, merendahkan ... itu sangat salah," kata Senator Mitt Romney, seorang Republikan dari Utah seperti diwartakan AFP dikutip dari Channel News Asia.

"Komentar pedas presiden ... benar-benar tidak dapat diterima dan ini perlu dihentikan," kata Senator Lisa Murkowski, seorang Republikan dari Alaska.

Senator Susan Collins dari Maine mengatakan dia tidak setuju dengan kebijakan Partai Demokrat yang "paling kiri" tetapi mengungkap, twit presiden bahwa beberapa anggota Kongres harus kembali ke 'tempat-tempat di mana mereka datang' sangat keterlaluan.

Bagi Senator Republik Pat Toomey dari Pennsylvania, "kewarganegaraan keempat (perempuan yang menjadi target) sama validnya dengan saya."

"Mereka berhak atas hak berpendapat mereka, betapapun menyesatkannya," tambahnya.

Will Hurd, satu-satunya Republikan kulit hitam di House of Representative, mengatakan kepada CNN, twit Trump adalah "rasis dan xenofobia" dan perilaku yang tidak pantas dari pemimpin dunia.

Senator Tim Scott, seorang Republikan kulit hitam dari South Carolina, mengkritik Donald Trumpkarena menggunakan "serangan pribadi yang tidak dapat diterima dan bahasa yang menyinggung ras" sementara Perwakilan Republik Mike Turner dari Ohio mengatakan pernyataan itu "rasis dan ia harus meminta maaf."

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kecaman dari Negara Lain

Ilustrasi bendera Kanada (AFP/Geoff Robins)
Ilustrasi bendera Kanada (AFP/Geoff Robins)

Kecaman terhadap twit Donald Trump tidak hanya datang dari dalam negeri. Sejumlah tokoh sentral dari negara lain juga turut mengutuk pernyataan berbau rasis sang presiden nyentrik.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan, komentar Trump tentang wanita kongres adalah "bukan bagaimana kita melakukan sesuatu di Kanada".

"Orang Kanada dan orang-orang di seluruh dunia tahu persis apa yang saya pikirkan tentang komentar khusus itu,"  kata Trudeau, Senin.

Seorang juru bicara untuk Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan dia berpikir "bahasa yang digunakan ... benar-benar tidak dapat diterima".

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya