Bom Meledak di Masjid Pakistan, Saudara Pemimpin Taliban Tewas

Bom meledak di sebuah masjid Pakistan bertepatan dengan salat Jumat pada 16 Agustus 2019. Setidaknya empat orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk saudara pemimpin Taliban.

oleh Siti Khotimah diperbarui 17 Agu 2019, 11:05 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2019, 11:05 WIB
Kerusakan Markas Pemenangan Capres Afghanistan Usai Dibom
Pasukan keamanan menjaga lokasi serangan bom di kantor pemenangan calon presiden Afghanistan Amrullah Saleh, Kabul, Senin (29/7/2019). Sempat terjadi tembak-menembak setelah para penyerang menyerbu gedung pasca-ledakan. (AP Photo/Rahmat Gul)

Liputan6.com, Quetta - Bom meledak di sebuah masjid Pakitan bertepatan dengan salat Jumat pada 16 Agustus 2019. Setidaknya empat orang tewas dalam insiden tersebut, menurut polisi.

Saudara dari pemimpin Taliban Afghanistan Haibatullah Akhunzada, dikonfirmasi turut tewas dalam kejadian tersebut. Ia adalah Hafiz Ahmadullah yang merupakan imam masjid Khair Ul Madarais di Kota Kuchlak di pinggiran Quetta, Pakistan.

"Benar bahwa saudara laki-laki Akhunzada, Hafiz Ahmadullah, tewas dalam ledakan itu," kata sumber itu kepada Al Jazeera dikutip Sabtu (17/8/2019), menambahkan dua keponakan Haibatullah juga terluka dalam ledakan yang menyasar barat daya Pakistan itu.

"Masjid ini adalah tempat di mana sebagian besar anggota Taliban biasa bertemu dan membahas permasalahan," kata sumber Taliban lain.

Sebuah dewan pimpinan Taliban yang disebut Quetta Shura memang telah lama bermukim di wilayah itu. Mereka mengungsi di Quetta, ibu kota Provinsi Balochista dekat perbatasan Pakistan- Afghanistan, setelah digulingkan oleh pasukan pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2001, lima tahun setelah merebut kekuasaan.

Segera setelah bermukim di daerah tersebut, tugas memimpin masjid diserahkan kepada Ahmadullah oleh Haibatullah setelah ia ditunjuk sebagai emir kelompok Taliban (pada 2016).

Simak pula video pilihan berikut:

Haibatullah Tokoh Cukup Sentral

Kerusakan Markas Pemenangan Capres Afghanistan Usai Dibom
Warga berjalan dalam kantor pemenangan calon presiden Afghanistan Amrullah Saleh usai serangan bom, Kabul, Senin (29/7/2019). Juru bicara kepolisian Kabul, Ferdous Faramarz mengatakan serangan itu diprediksi bom mobil bunuh diri. (AP Photo/Rahmat Gul)

Haibatullah Akhunzada, yang berusia 50-an dan berasal dari Provinsi Kandahar adalah tokoh cukup sentral. Ia pernah berperang melawan Rusia pada 1980-an dan kemudian bergabung dengan gerakan Taliban pada 1994. Saat itu ia dipimpin oleh pemimpin Taliban (almarhum) Mullah Omar, yang menetapkan hukum Islam yang ketat di Afghanistan.

Sebelumnya pada Jumat, polisi Pakistan mengkonfirmasi kepada wartawan bahwa imam masjid tewas dalam ledakan itu.

Hingga saat ini, masih belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah perwakilan Taliban dan pejabat AS mengakhiri perundingan putaran kedelapan mereka di ibu kota Qatar, Doha.

Sejak tahun lalu, kedua belah pihak telah mengadakan diskusi mengenai perjanjian perdamaian yang difokuskan pada empat masalah utama: jaminan Taliban bahwa mereka tidak akan membiarkan kelompok bersenjata dan pejuang asing memanfaatkan Afghanistan; penarikan lengkap pasukan AS dan NATO; dialog intra-Afghanistan; dan gencatan senjata permanen.

Taliban telah lama menuntut penarikan penuh pasukan asing untuk "mengakhiri pendudukan" di Afghanistan.

Sekitar 14.000 tentara AS dan sekitar 17.000 tentara dari 39 sekutu NATO dan negara-negara mitra berada di Afghanistan dalam peran non-tempur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya