China Undang Mesut Ozil ke Xinjiang Cek Kondisi Muslim Uighur

Pernyataan pemain Arsenal FC Mesut Ozil tentang kondisi muslim Uighur di Xinjiang menuai gerutu pihak Tiongkok.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Des 2019, 14:45 WIB
Diterbitkan 17 Des 2019, 14:45 WIB
Pesepakbola Gaji Tertinggi
10. Mesut Ozil (Arsenal) - 1,4 juta pound (Rp 25,2 miliar).(AP/Kirsty Wigglesworth)

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan pemain Arsenal FC Mesut Ozil tentang kondisi muslim Uighur di Xinjiang menuai gerutu pihak Tiongkok. Pemerintah China pun mengundang pesepak bola Jerman itu untuk berkunjung ke Xinjiang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menilai, Ozil tampaknya telah tertipu berita palsu. Ozil harusnya datang untuk melihat secara langsung kondisi Uighur di Xinjiang yang sebenarnya.

"Saya tidak tahu apakah Tuan Ozil pernah berkunjung ke Xinjiang secara langsung. Namun, dia tampaknya telah tertipu oleh berita palsu, dan penilaiannya dipengaruhi oleh kata-kata yang tidak benar," ujar Geng, seperti dilansir Xinhua, Selasa (17/12/2019).

Menurutnya, Ozil tidak tahu pemerintah China melindungi kebebasan beragama bagi semua warga negaranya, termasuk etnis Uighur, sesuai dengan hukum. Dia juga tidak tahu bahwa langkah-langkah penanggulangan terorisme China di Xinjiang didukung penduduk setempat dari semua kelompok etnis, dan tidak ada insiden teroris yang terjadi di Xinjiang selama tiga tahun berturut-turut, katanya.

"Kami mengundang Tuan Ozil untuk datang ke Xinjiang, dan berjalan-jalan untuk melihat-lihat," kata Geng.

"Selama dia memiliki hati nurani, dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mempertahankan sikap objektif dan tidak memihak, dia akan melihat Xinjiang yang 'berbeda'," ia memungkasi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Unggahan Ozil

Pusat pelatihan vokasional Hotan di Hotan County, Prefektur Hotan, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
Pusat pelatihan vokasional Hotan di Hotan County, Prefektur Hotan, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Dalam akun Twitter Mesut Ozil, pesepak bola berdarah Turki itu menuliskan pesannya dengan latar bendera kelompok separatis Uighur, yakni bendera Turkistan Timur.

"Alquran dibakar. Masjid-masjid ditutup. Sekolah-sekolah Muslim dicekal. Cendekiawan agama dibunuh. Saudara-saudara dipaksai dikirim ke kemah-kemah," tulis Mesut Ozil.

Sementara itu, Klub Arsenal berkata di media sosial Weibo bahwa ucapan Ozil adalah pandangan pribadi saja. Pihak klub juga punya kebijakan yang tak ikut-ikutan politik.

"Arsenal selalu bersikap apolitis sebagai sebuah organisasi. Setelah pesan-psan yang disampaikan Mesut Ozil pada Jumat lalu, Klub Sepak Bola Arsenal menegaskan bahwa itu adalah pandangan pribadi Ozil," ujar Arsenal seperti dikutip BBC.

China merupakan pasar yang besar bagi perusahaan-perusahaan asing. Negara itu tak segan menggunakan posisinya sebagai konsumen sebagai daya tawar politik atau mendukung program-program pemerintah, meski represif.

Sebelumnya NBA menderita kerugian karena manajer Houston Rockets mendukung protes pro-demokrasi di Hong KOng. Perusahaan-perusahaan China pun mensuspens sponsor mereka.

Agustus lalu, sekelompok seleb asal China seperti Lay Zhang (Yixin), Jackson Wang dan Victoria Song kompak mendukung pemerintah China melawan pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.

Inggris Desak China Beri PBB Akses ke Xinjiang

Gedung utama pusat pelatihan vokasional di di Atush, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)
Gedung utama pusat pelatihan vokasional di di Atush, Prefektur Otonomi Kizilsu Kirgiz, Wilayah Otonomi Xinjiang-Uighur (XUAR) (Rizki Akbar Hasan / Liputan6.com)

Inggris menyerukan China untuk memberikan pengamat PBB "akses langsung dan tidak terbatas" ke wilayah Xinjiang.

Seruan itu datang menyusul kebocoran data yang mengungkap bagaimana ratusan ribu Muslim etnis minoritas dianiaya di kamp-kamp dengan keamanan tinggi.

Dokumen-dokumen resmi, dilihat oleh BBC Panorama, menunjukkan bagaimana para tahanan dikurung, diindoktrinasi dan dihukum.

Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming menampik kebocoran itu, yang dibuat untuk 17 organisasi media, sebagai berita palsu.

Bocoran dokumen diperoleh oleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), bekerja dengan mitra, termasuk BBC Panorama dan surat kabar The Guardian.

Investigasi menemukan bukti baru untuk merongrong klaim Beijing.

China mengatakan, kamp-kamp yang telah dibangun di Xinjiang dalam tiga tahun terakhir, adalah untuk tujuan pendidikan ulang sukarela untuk melawan ekstremisme.

"Kami memiliki keprihatinan serius tentang situasi hak asasi manusia di Xinjiang dan meningkatnya tindakan keras pemerintah China, khususnya penahanan ekstra-yudisial terhadap lebih dari satu juta Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya," kata juru bicara UK Foreign Office, seperti dilansir dari BBC, Selasa (26/11/2019).

"Inggris terus menyerukan China untuk memungkinkan pengamat PBB akses langsung dan tidak terbatas ke wilayah tersebut."

Sekitar satu juta orang --kebanyakan dari komunitas Muslim Uighur-- diperkirakan telah ditahan tanpa pengadilan.

Dokumen-dokumen pemerintah China yang bocor, yang dilabel ICIJ sebagai "The China Cables", termasuk memo sembilan halaman yang dikirim pada 2017 oleh Zhu Hailun, yang saat itu menjabat sebagai wakil sekretaris Partai Komunis Xinjiang dan pejabat keamanan top kawasan itu, kepada mereka yang menjalankan kamp-kamp.

Instruksi tersebut memperjelas bahwa kamp harus dijalankan sebagai penjara dengan keamanan tinggi, dengan disiplin yang ketat, hukuman dan tidak ada pelarian. 

Pemerintah China juga mengharuskan Bahasa Mandarin sebagai prioritas utama serta mewajibkan setiap aspek kehidupan tahanan dipantau dan dikendalikan.

"Para siswa harus memiliki posisi tempat tidur tetap, posisi antrian tetap, kursi kelas tetap, dan stasiun tetap selama pekerjaan keterampilan, dan sangat dilarang untuk ini diubah," demikian memo itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya