Ikut Campur Masalah Senator Filipina, Duterte Ancam Tak Beri Kebebasan Visa Warga AS

Setelah kongres AS memberi sanksi terhadap senator Filipina, Leila De Lima, Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan menyetop kebebasan visa bagi masyarakat Amerika yang ingin ke negaranya.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 28 Des 2019, 06:58 WIB
Diterbitkan 28 Des 2019, 06:58 WIB
Rodrigo Duterte
Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberi tahu puluhan polisi yang berada di hadapannya bahwa mereka akan diawasi. (Ted Aljibe/AFP)

Liputan6.com, Manila - Filipina telah melarang dua anggota parlemen AS mengunjungi negaranya dan segera akan memberlakukan pembatasan masuk yang lebih ketat bagi warga AS jika pihak Washington memberlakukan sanksi atas penahanan seorang kritikus pemerintah terkemuka, kata juru bicara presiden, Jumat 27 Desember 2019.

Presiden Rodrigo Duterte akan memberlakukan persyaratan pada warga negara AS untuk mendapatkan hak kebebasan visa jika seandainya pejabat Filipina yang terlibat dalam proses penahanan Senator Leila De Lima ditolak masuk ke Amerika, seperti yang dicari oleh senator AS Richard Durbin dan Patrick Leahy.

Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (27/12/2019), keputusan Duterte dibuat setelah Kongres AS menyetujui peraturan tahun 2020 yang berisikan ketentuan buatan senator terhadap siapapun yang terlibat dalam penahanan De Lima.

Senator Filipina itu dipidana atas kasus narkoba di awal tahun 2017 lalu setelah ia memimpin sebuah investigasi terkait pembunuhan massal di saat aksi keras Duterte memberantas narkoba. 

"Kami tidak akan duduk diam jika mereka terus mengganggu proses kami sebagai negara yang berdaulat,” ujar juru bicara kepresidenan Filipina, Salvador Panelo mengatakan pada sebuah konferensi pers reguler.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ketentuan Bebas Visa Filipina bagi Masyarakat AS

Ilustrasi bendera Filipina (AFP/Noel Cells)
Ilustrasi bendera Filipina (AFP/Noel Cells)

Filipina memberikan entri bebas visa hingga 30 hari kepada warga Amerika.

792.000 di antaranya dikunjungi dalam sembilan bulan pertama di tahun 2019, hampir 13 persen dari kedatangan asing, menurut data pemerintah. 

Kedutaan Besar AS di Manila tidak segera memberi komentar terkait masalah ini.

Panelo mengatakan pembatasan perjalanan atas penahanan De Lima adalah omong kosong karena dia tidak dipenjara secara salah tetapi ditahan sambil menunggu kelanjutan persidangan karena aksi kejahatan.

"Kasus Senator De Lima bukanlah kasus penganiayaan tetapi penuntutan,” tambahnya.

Duterte tidak merahasiakan penghinaannya terhadap Amerika Serikat dan apa yang dia anggap sebagai kemunafikan dan campur tangannya. Meskipun begitu, dia mengakui bahwa sebagian besar warga Filipina dan militernya sangat menghormati mantan penguasa kolonial negara mereka.

AS adalah sekutu pertahanan terbesar Filipina dan sumber utama pengaruh Barat. Jutaan orang Filipina memiliki kerabat yang merupakan warga negara AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya