Liputan6.com, Athena - Sebuah partai politik Yunani menyerukan agar rumah kelahiran mantan Presiden Turki, Mustafa Kemal Atatürk di Thessaloniki, menjadi sebuah museum untuk memperingati Genosida Yunani di wilayah Pontus di Laut Hitam.
Melansir Greek City Times, Selasa (14/7/2020), solusi tersebut menyarankan untuk mengubah rumah Atatürk menjadi museum peringatan genosida.
Advertisement
"Tidak ada pengadilan Turki yang dapat menodai karakter Hagia Sophia yang terlalu kronis," kata partai itu dalam sebuah pernyataan hanya sehari sebelum Turki memutuskan untuk mengubahnya menjadi masjid.
"Sebaliknya, Yunani dapat dan harus mengubah rumah Kemal menjadi museum memori dan kehormatan para korban genosida Pontian [Yunani] Pontian,"Â menurut solusi tersebut.Â
Meskipun orang Turki menganggap Atatürk sebagai pendiri Republik Turki modern, orang-orang Yunani, Armenia, dan Asyur mengingatnya sebagai salah satu pelaku utama genosida terhadap minoritas Kristen di Kekaisaran Ottoman, yang menyebabkan pemusnahan sistematis sekitar 3,5 juta orang.Â
Dengan sekitar satu juta orang Yunani dimusnahkan pada kebijakan yang dibuat oleh Atatürk dan pendahulunya, lebih dari 1,2 juta orang Yunani secara paksa dikeluarkan dari Turki pada tahun 1923-1924 sebagai akibat dari Perjanjian Lausanne, yang menghancurkan ribuan tahun kehidupan Yunani di Asia Kecil, Pontus dan Thrace Timur.
Satu-satunya upaya ekstrem Turki untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid yang telah dilakukan, adalah memberikan legitimasi bagi Yunani untuk mengubah tempat kelahiran Atatürk menjadi Museum Genosida tanpa ada kecaman dari Turki, sebuah opini yang diterbitkan oleh Greek City Times beberapa hari sebelum saran Solusi Yunani.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Respons Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan pemerintahannya telah menjelaskan bahwa Yunani tidak memiliki suara perihal konversi Hagia Sophia menjadi masjid, karena hal itu merusak kedaulatan Turki.
Dia telah menetapkan aturan, dan rumah Atatürk, tidak seperti Hagia Sophia, bukanlah situs warisan UNESCO yang terdaftar.Â
Pada hari Jumat, Erdogan juga mengumumkan bahwa masjid Hagia Sophia akan dibuka untuk salat pada 24 Juli.
“Hagia Sophia akan mulai berfungsi sebagai masjid setelah 86 tahun. Saya berharap keputusan ini akan bermanfaat bagi semua umat manusia. "Pintu-pintu Hagia Sophia akan terbuka untuk semua orang," katanya.
"Terbuka untuk semua, Muslim dan non-Muslim," tambahnya.
Advertisement