Liputan6.com, Hanoi- Arahan untuk melarang perdagangan satwa liar di Vietnam telah dikeluarkan oleh Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc, menurut pernyataan pemerintah negara tersebut.Â
Larangan itu dikeluarkan dalam upaya menekan penyebaran Corona COVID-19 di Vietnam.
Baca Juga
Arahan larangan untuk perdagangan satwa liar itu mencakup larangan impor, menjual produk, memburu secara ilegal, dan membuka pasar serta penjualan secara online, demikian menurut pernyataan Pemerintah Vietnam pada 23 Juli.Â
Advertisement
Vietnam diketahui merupakan salah satu detinasi utama di Asia dalam hal produk-produk satwa liar ilegal seperti sisik trenggiling dan gading gajah.
Cula badak juga merupakan salah satunya, yang diyakini memiliki fungsi untuk obat.
Sebelumnya, 14 organisasi konservasi di Vietnam pada bulan Februari sempat mengirimkan surat yang meminta pemerintah untuk membuat regulasi dan menutup pasar dan lokasi lain di mana satwa liar dijual secara ilegal, demikian seperti dikutip dari US News, Jumat (24/7/2020).
Saksikan Video Berikut Ini:
Diketahui Sebagai Industri yang Berkembang Pesat
Vietnam dilaporkan memiliki banyak pasar satwa liar dan juga perdagangan hewan online yang berkembang pesat. Pada saat itu, undang-undang yang ada sering kali tidak ditegakkan dengan tegas.
Sebelum Vietnam, China juga telah mengeluarkan larangan untuk perdagangan dan konsumsi satwa liar segera setelah kemunculan wabah Virus Corona COVID-19.
Saat kemunculan wabah, para ilmuwan menduga virus yang ditularkan ke manusia berasal dari hewan dan beberapa infeksi paling awal ditemukan pada orang yang terpapar di pasar satwa liar di Wuhan, Provinsi Hubei, China, di mana hewan-hewan seperti kelelawar, ular, musang, dan beberapa jenis lainnya dijual.
Advertisement