WHO Sebut Krisis Virus Corona Akan Terus Terasa hingga Puluhan Tahun

Wabah global virus corona merupakan jenis bencana yang bakal berdampak lama pada masa mendatang, kata direktur jenderal WHO.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Agu 2020, 20:12 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2020, 18:00 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Liputan6.com, Jenewa - Wabah global virus corona merupakan jenis bencana yang bakal berdampak lama pada masa mendatang, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (31/7).

"Pandemi ini merupakan krisis kesehatan sekali dalam seabad, yang dampaknya bakal terasa hingga puluhan tahun ke depan," kata Tedros saat pertemuan komite darurat WHO, menurut pernyataan yang dirilis oleh badan tersebut, Reuters melaporkan, dikutip dari Antara, Sabtu (1/8/2020).

Pandemi tersebut telah menjangkiti lebih dari 17 juta orang dan menelan lebih dari 670.000 korban jiwa sejak kemunculannya pertama kali dilaporkan di Kota Wuhan, China.

Amerika Serikat, Brazil, Meksiko serta Inggris selama beberapa pekan terakhir sangat terguncang akibat penyakit COVID-19, saat pemerintahan mereka berjuang untuk mendapatkan cara penanganan yang efektif.

Kondisi ekonomi di berbagai wilayah babak belur akibat pembatasan COVID-19, yang diterapkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, dan banyak wilayah yang mengkhawatirkan gelombang kedua kemunculan virus corona.

Sementara itu, sekitar lebih dari 150 perusahaan farmasi sedang membuat vaksin, meski penggunaan pertama vaksin tidak dapat diprediksikan hingga awal 2021, menurut WHO pekan lalu.

Meski pengetahuan tentang virus baru meningkat, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dan populasi masih rentan, lanjut Tedros.

"Hasil awal dari riset serologi (antibodi) menunjukkan gambar yang konsisten: sebagian besar orang di dunia masih rentan terhadap virus ini, bahkan di daerah yang pernah menjadi wabah parah sekali pun," katanya.

"Banyak negara yang yakin bahwa mereka yang telah melewati masa tersulit, kini sedang bergulat dengan wabah virus corona baru. Sejumlah negara yang tidak begitu berdampak, kini menyaksikan lonjakan kasus maupun kematian."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Kabar Buruk dari WHO: Pekan Ini Kasus Corona COVID-19 Tembus Rekor

FOTO: Kasus COVID-19 Dunia Tembus 10 Juta, 500 Ribu Orang Meninggal
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah) saat konferensi pers daring dari Swiss dilihat di Brussel, Belgia, Senin (29/6/2020). Virus corona COVID-19 telah menginfeksi lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia, lebih dari 500 ribu di antaranya meninggal dunia. (Xinhua/Zhang Cheng)

Pekan ini, World Health Organization (WHO) melaporkan lonjakan kasus Virus Corona (COVID-19) tertinggi sejak awal pandemi. Kasus baru itu mencapai 292.527 per Kamis 30 Juli.

Berdasarkan Situation Report WHO, Sabtu (1/8/2020), WHO berkata angka tersebut merupakan kenaikan tertinggi dalam satu hari. Lebih dari setengah angka baru itu berasal dari wilayah benua Amerika, yakni 171.946 kasus dan tambahan 396 kematian.

Lonjakan kasus corona di Amerika berasal dari Amerika Serikat sebanyak 65 ribu kasus dan Brasil dengan 69 ribu kasus. Saat ini, AS sudah melakukan 55,3 juta tes berdasarkan data Covid Tracking.

Selanjutnya, kasus baru terbanyak berasal dardi Asia Tengara dengan 60.133 kasus dan 914 kematian. Pada laporan WHO, Asia Tenggara juga mencakup India.

Selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya