Kloter Awal Vaksin COVID-19 Rusia Bakal Diproduksi dalam 2 Pekan

Vaksin Corona COVID-19 Rusia akan masuk jalur produksi dalam waktu dua pekan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 12 Agu 2020, 19:42 WIB
Diterbitkan 12 Agu 2020, 19:10 WIB
20160628-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Liputan6.com, Moskow - Kloter awal Vaksin Corona COVID-19 Rusia akan masuk jalur produksi dalam waktu dua pekan. Rencananya akan dialokasikan untuk imunisasi dokter sebelum digunakan masyarakat umum, menteri kesehatan negara itu mengatakan Rabu (12/8/2020).

"Produksi vaksin di Rusia akan berorientasi dalam negeri, diarahkan untuk memenuhi permintaan internal," Menteri Kesehatan (Menkes) Federasi Rusia Mikhail Murashko mengatakan pada konferensi pers di Moskow seraya memberikan rincian tambahan tentang vaksin yang sangat diantisipasi, seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Sementara itu, Russian Fund of Direct Investment (RDIF) sedang merundingkan produksi vaksin itu di luar negeri.

Ditanya tentang keamanan, Alexander Gintsburg, kepala Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya - yang mengembangkan vaksin perintis - mengatakan vaksin tersebut didasarkan pada platform ilmiah yang telah diteliti dengan baik sejak beberapa dekade yang lalu.

“Platform ini telah dikembangkan selama 25 tahun untuk tujuan terapi gen, namun pada akhir 2014 digunakan untuk membuat obat untuk melawan virus yang paling cepat berubah,” kata Alexander Gintsburg.

“Platform yang sama digunakan untuk mengembangkan vaksin melawan Ebola, MERS [Sindrom Pernafasan Timur Tengah], dan sejumlah penyakit lainnya. Ini memungkinkan pembuatan vaksin Ebola dalam waktu yang cukup singkat yaitu 15 bulan, yang kemudian dinilai tinggi oleh WHO [Organisasi Kesehatan Dunia].”

Dia menambahkan: "Teknologi ini tidak unik, ini juga digunakan di Inggris dan China, tetapi dalam kasus kami, ini memiliki kelebihan."

Vaksin COVID-19 Rusia tersebut akan dipantau dan memiliki paspor digital, dengan segala pergerakan dan hasil inokulasinya akan dilacak dan diperiksa, jelas Alexander Gintsburg.

Dengan terus mengamati semua penerima vaksin hingga saat ini di semua tahap uji coba - manusia dan hewan - tidak ada yang terinfeksi, kata Menkes Murashko.

Saksikan Juga Video Ini:

Vaksin untuk Anak-anak dan Orang Tua Butuh Penelitian Tambahan

20160629-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Kepala Institut Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi Gamaleya Alexander Gintsburg mengatakan vaksin yang sama akan digunakan untuk anak-anak dan orang tua. Kendati demikian dosis dan cara pemberian vaksin membutuhkan penelitian tambahan, yang dapat dimulai setelah uji coba pada orang dewasa selesai.

Sebagai tambahan, vaksin untuk anak-anak akan diperiksa secara bertahap dalam tiga kelompok - anak yang lebih tua, kelompok menengah, dan yang termuda.

Meskipun anak-anak ternyata berisiko lebih rendah terhadap infeksi COVID-19, mereka tidak kebal, karena saat ini sembilan anak di Rusia menderita bentuk virus yang parah.

Sedangkan untuk orang tua, Gintsburg yang berusia 68 tahun mengatakan dia sendiri diinokulasi lima bulan lalu dan merasa lebih baik.

 

Cara Pemberian Vaksin

20160629-Ilustrasi-Vaksin-iStockphoto
Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Vaksin akan diberikan melalui dua suntikan, pertama dengan botol bertanda biru dan tiga minggu kemudian, dari botol bertanda merah. Perbedaannya terletak pada jenis adenovirus yang digunakan untuk mengirimkan vaksin ke sel tubuh.

Menurut petunjuk penggunaannya, dapat digunakan untuk orang berusia 18-60 tahun dan dapat dikombinasikan dengan antigen lain, termasuk melawan flu.

Untuk efek maksimal, agen imunisasi harus disuntikkan pada selang waktu dua atau tiga minggu, memberikan waktu sistem kekebalan untuk tenang setelah aktivasi, dipicu oleh masuknya zat asing.

Penerima vaksin akan dipantau oleh dokter, dan aplikasi seluler juga sedang dikembangkan sehingga pasien dapat secara rutin menambahkan data tentang kondisi mereka dan dengan cepat memberi tahu dokter tentang kemungkinan komplikasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya