Arab Saudi Ringkus 298 Pejabat Terkait Kasus Korupsi Pariwisata

Arab Saudi memecat banyak pejabat yang tersandung kasus korupsi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Agu 2020, 16:24 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2020, 16:24 WIB
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud. (Saudi Press Agency, via AP)

Liputan6.com, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi tidak lengah dalam memberantas korupsi meski ada pandemi Virus Corona (COVID-19). Tak kurang dari 298 orang ditangkap akibat korupsi, termasuk gubernur.

Gubernur yang dijerat berasal dari Umluj dan Alwajh. Kepala keamanan atas negara, komandan tentara, dan pejabat Kementerian Dalam Negeri juga ditangkap.

Dilaporkan Arab News, Sabtu (22/8/2020), mereka diinvestigasi akibat membantu terjadinya pelanggaran di tanah milik pemerintah yang merupakan bagian dari proyek pariwisata. Proyek itu berada di pantai Laut Merah di kota Al-Ula dan resor pegunungan di Abha.

Pelanggaran itu dianggap berdampak besar pada penyelesaian proyek dan mengakibatkan kerusakan lingkungan.

Penangkapan besar-besaran ini merupakan bagian dari langkah pemerintah Arab Saudi untuk menumpas korupsi. KPK di Arab Saudi, yakni Nazaha, memulai investigasi kriminal pada Maret lalu.

Awalnya, ada 219 orang yang diinvestigasi, kemudian melebar jadi 674 orang. Akhirnya, ada 298 orang yang ditangkap.

Tuduhannya pun bervariasi, mulai dari korupsi finansial dan administratif, suap, penyalahgunaan dana, dan menghamburkan uang rakyat. Total dana yang terlibat mencapai 379 juta riyal (Rp 1,4 triliun).

Pada kasus korupsi ini, ada juga delapan pejabat militer yang turut ditangkap, salah satunya adalah seorang mayor jenderal dan beberapa pejabat purnawirawan yang melakukan korupsi lewat Kementerian Pertahanan Arab Saudi.

 

*(1 riyal = Rp 3.939)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Industri Pariwisata di Arab Saudi

Ini 10 Kandidat yang Masuk Nominasi Person of the Year Versi Majalah Time
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman. Ia melakukan tindakan keras terhadap pengusaha dan anggota keluarga kerajaan yang dituduh melakukan korupsi. (AFP PHOTO/FayezNureldine)

Kerajaan Arab Saudi sedang gencar melakukan diversifikasi ekonomi agar tidak tergantung ke industri minyak. Pariwisata menjadi pilihan.

Tahun lalu, Arab Saudi mulai memperkenalkan turis visa untuk pertama kalinya. Biaya miliaran dolar pun dikucurkan agar memperkuat pariwisata.

Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman menjadi sosok penting dalam pengembangan industri pariwisata di negaranya.

Ia juga mendukung penuh pendirian kota NEOM yang dapat digunakan untuk inovasi, teknologi, kultur, olahraga, hingga pariwisata.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya