WHO: Otorisasi Darurat Vaksin Corona COVID-19 Membutuhkan Perhatian Besar

WHO akan mempertimbangkan kemanjuran dan keamanan setiap obat berdasarkan kasus per kasus, terkait Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Sep 2020, 10:25 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 09:01 WIB
Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Liputan6.com, New York - Otorisasi darurat vaksin Corona COVID-19 membutuhkan "banyak keseriusan dan refleksi", demikian disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 31 Agustus 2020 setelah Amerika Serikat mengumumkan sedang mempertimbangkan pelacakan vaksin secara cepat.

Meskipun setiap negara memiliki hak untuk menyetujui obat tanpa menyelesaikan uji coba penuh, "itu bukan sesuatu yang bisa Anda lakukan dengan sangat mudah", kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan pada konferensi pers.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengatakan, dia bersedia untuk melewati proses persetujuan normal untuk mengotorisasi vaksin Corona COVID-19 selama para pejabat yakin bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Rusia telah memberikan persetujuan peraturan untuk vaksin Corona COVID-19 bulan ini setelah kurang dari dua bulan pengujian pada manusia, mendorong beberapa ahli Barat untuk mempertanyakan keamanan dan kemanjurannya.

Pendekatan yang disukai WHO adalah memiliki kumpulan data lengkap yang dapat digunakan untuk prakualifikasi vaksin, kata Swaminathan.

WHO kemudian akan mempertimbangkan kemanjuran dan keamanan setiap obat berdasarkan kasus per kasus, tambahnya.

WHO telah menggunakan obat eksperimental untuk memerangi Ebola di Afrika, tindakan yang terbukti berhasil, kata Mike Ryan, kepala program darurat organisasi tersebut.

Namun dia menekankan bahwa pendekatan jalur cepat tanpa uji coba penuh memerlukan pemantauan intensif dan pekerjaan tindak lanjut keselamatan, dan harus segera dihentikan jika terjadi masalah.

"Jika Anda bergerak terlalu cepat untuk memvaksinasi jutaan orang pasien terpapar Virus Corona, Anda mungkin kehilangan efek samping tertentu," kata Ryan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak video pilihan berikut:


Ilmuwan: Perburuan Vaksin Corona COVID-19 dapat Perburuk Pandemi

FOTO: Corona Mereda, Kota Terlarang China Kembali Dibuka
Para pengunjung mengenakan masker saat berjalan di Kota Terlarang, Beijing, China, Jumat (1/5/2020). Kota Terlarang kembali dibuka setelah ditutup lebih dari tiga bulan karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Desakan untuk mengimunisasi populasi yang terpapar Virus Corona COVID-19 dapat menyebabkan proses pembuatan vaksin yang tidak terlalu efektif dan berisiko memperburuk pandemi, kata para ilmuwan terkemuka.

Politisi dan perusahaan komersial bersaing untuk menjadi yang pertama memberikan lisensi vaksin Virus Corona, tetapi para ahli mengatakan, dunia akan lebih baik dilayani dengan menunggu sampai hasil komprehensif yang menunjukkan setidaknya 30-50 persen keefektifan.

Para menteri mengumumkan pada hari Jumat bahwa Inggris akan mengambil keputusan darurat untuk mendorong vaksin apa pun melalui proses peraturan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dikutip dari laman The Guardian, Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan berencana mengumumkan bahwa AS akan memiliki vaksin sebelum pemilihan presiden pada 3 November 2020.

Vaksin sangat penting untuk menghentikan pandemi, tetapi Prof. Sir Richard Peto dari Universitas Oxford dan penasihat Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan vaksin pertama akan dibeli dan digunakan di seluruh dunia walaupun tingkat kemanjurannya rendah.

Sekalipun hanya melindungi sebagian kecil dari populasi, itu akan dianggap sebagai standar untuk mengukur vaksin selanjutnya.

"Saya pikir ada desakan besar, desakan nasionalis dan kapitalistik juga, untuk menjadi yang pertama benar-benar mendaftarkan vaksin, dan itu sebenarnya akan mempersulit evaluasi vaksin lain," kata Peto.

"Kami memang membutuhkan vaksin Virus Corona yang berhasil dan kami membutuhkannya segera, tetapi kami benar-benar membutuhkan bukti kemanjuran yang cukup kuat".

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya