Laporan CDC AS Ungkap Infeksi Corona COVID-19 pada Pekerja RS Sering Tak Terdeteksi

Sebuah laporan penelitian baru dari CDC AS ungkap infeksi Virus Corona COVID-19 pada pekerja rumah sakit sering tidak terdeteksi.

oleh Natasha Khairunisa AmaniLiputan6.com diperbarui 01 Sep 2020, 19:25 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 19:25 WIB
Perjuangan Ini Belum Usai
Dokter melihat gambar saat memeriksa pasien yang terinfeksi virus corona (Covid-19) di Rumah Sakit Palang Merah di Wuhan, 16 Februari 2020. Jumlah korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) di seluruh dunia hingga Minggu (8/3) pagi sudah mencapai 3.570 orang, terbanyak masih di China. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta- Sejumlah besar kasus infeksi Virus Corona COVID-19 di kalangan petugas kesehatan di AS dilaporkan tidak terdeteksi.

Hal itu dipaparkan dalam laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Pada periode April-Juni, di antara lebih dari 3.000 pekerja medis garis depan di 12 negara bagian AS, sekitar 1 dari 20 memiliki bukti antibodi dari infeksi COVID-19, menurut laporan Morbiditas dan Mortalitas Mingguan CDC yang dirilis pada 31 Agustus 2020.

Namun, diagnosis untuk 69 persen dari infeksi tersebut tidak pernah dilakukan.

Selain itu, laporan tersebut juga menunjukkan bahwa di antara mereka yang memiliki antibodi terhadap Virus Corona COVID-19, sekitar sepertiga tidak mengingat pernah mengalami gejala pada bulan-bulan sebelumnya.

Tak hanya itu, hampir setengahnya bahkan tidak mencurigai bahwa mereka telah terinfeksi. Sementara sekitar dua pertiga tidak pernah dinyatakan positif COVID-19, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (1/9/2020).

Saksikan Video Berikut Ini:

Sedikit Gejala pada Infeksi

Kerja Keras Pekerja Medis Rawat Pasien Virus Corona
Pekerja medis tidur siang saat merawat pasien virus corona atau COVID-19 di sebuah rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020). Enam pekerja medis, termasuk dokter, dinyatakan meninggal dunia akibat virus corona. (Chinatopix via AP)

Para penulis penelitian itu juga memaparkan, karena beberapa infeksi kemungkinan hanya menunjukkan sedikit gejala atau tanpa gejala, yang membuat infeksi di antara petugas kesehatan garis depan tidak terdeteksi.

Selain itu juga, akses untuk dites mungkin tidak didapatkan oleh petugas kesehatan yang memiliki gejala.

Dalam penelitian tersebut, antibodi COVID-19 pun lebih sering ditemukan pada petugas yang melaporkan kekurangan APD, sementara pekerja yang mengenakan masker wajah saat melayani semua pasien, hal itu jarang muncul.

Kendati demikian, para peneliti menyerukan meningkatkan frekuensi pengujian kepada nakes, dan penggunaan masker di rumah sakit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya