Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengecam tindakan pejabat senior China yang mengunggah foto tentara Australia yang disebutkan palsu. Pada foto itu tampak tentara Negeri Kanguru seolah mengancam membunuh seorang anak kecil Afghanistan yang memegang kambing dengan sebilah pisau.
Foto itu disebar oleh Twitter oleh Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Advertisement
Baca Juga
"Kaget dengan pembunuhan rakyat sipil dan tawanan Afganistan oleh tentara Australia. Kami dengan tegas mengecam tindakan tersebut dan meminta agar mereka bertanggung jawab," ujar akun Zhao Lijian via Twitter seperti dikutip Selasa (1/12/2020).
Shocked by murder of Afghan civilians & prisoners by Australian soldiers. We strongly condemn such acts, &call for holding them accountable. pic.twitter.com/GYOaucoL5D
— Lijian Zhao 赵立坚 (@zlj517) November 30, 2020
Hingga kni, foto itu sudah diretweet lebih dari 11,8 ribu kali dan mendapat 40 ribu like. Pihak Twitter belum menghapus gambar tersebut.
Tindakan China mendapat kecaman keras dari PM Australia, yang kemudian meminta agar Negeri Tirai Bambu melayangkan permintaan maaf.
"Australia meminta pemrintaan maaf dari Kementerian Luar Negeri, dari pemerintah China, atas unggahan keterlaluan ini. Kami juga sedang mengupayakan penghapusannya segera dan telah menghubungi Twitter untuk segera menghapusnya," kata Morrison kepada wartawan." ujar PM Australia.
Tak Bisa Dijustifikasi
PM Morrison berkata sudah mengontak via Twitter untuk menghapus foto yang dianggap "sangat menyinggung" tersebut.
Gambar menunjukkan seorang tentara Australia tersenyum dan duduk di atas bendera Australia yang dikaburkan dengan bendera Afghanistan.
PM Morrison menyebut tindakan China tak memiliki justifikasi. Seraya menggambarkan twit itu sebagai "posting menjijikkan" dan mengatakan itu "sangat ofensif" bagi setiap orang Australia, termasuk anggota Angkatan Pertahanan Australia dulu dan sekarang.
"Itu sangatlah keterlaluan dan tidak bisa dijustifikasi dalam dasar apa pun. Pemerintah China seharusnya sangat malu pada unggahan ini. Ini merendahkan mereka di mata dunia," ujar PM Morrison.
Twit Zhao Lijian diduga merupakan sindiran dari penyelidikan empat tahun oleh inspektur jenderal Angkatan Pertahanan Australia. Laporan tersebut menemukan bahwa pasukan khusus Australia diduga membunuh 39 tawanan dan rakyat sipil di Afganistan.
Insiden itu diduga terjadi antara 2005 sampai 2016.
Advertisement
Hubungan Dagang Memanas
Hubungan antara Australia dan China sedang panas sejak awal pandemi COVID-19. Australia sempat mengajak dunia internasional untuk mencari asal-usul COVID-19 di China.
Sanksi dagang pun terjadi. Australia mengancam beberapa produk Australia seperti daging.
Lobster Australia baru-baru ini juga kesulitan masuk China.
Australia siap membawa kasus tersebut ke WTO jika ditemuka pelanggaran dagang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement