Liputan6.com, Seoul - Media China mengklaim negaranya mendapatkan sertifikasi pembuatan kimchi dari International Organization for Standardization (ISO). Klaim itu memancing reaksi kuat dari Korea Selatan karena kimchi dikenal dunia sebagai kuliner mereka.
Kementerian Pertanian, Makanan, dan Urusan Pedesaan Korsel membantah klaim tersebut. Sertifikasi pembuatan kimchi disebut sudah ada sejak 2001.
Advertisement
Baca Juga
Klaim media China yang menyebut "sertifikasi kimchi" dinilai tidak tepat, sebab yang mendapat sertifikasi adalah makanan bernama pao cai yang juga merupakan asinan sayur.
"Kita perlu paham bahwa pao cai itu berbeda dari kimchi," ujar Kementan Korsel seperti dilansir Yonhap, Selasa (1/12/2020).
Bahan pao cai juga memakai sawi seperti kimchi.Â
Kejadian seperti ini bukan yang pertama, media China juga sempat mengklaim "batik" yang berasal dari Indonesia. Akademisi pun mengingatkan adanya potensi klaim budaya oleh China.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Waspada Pencurian Budaya
Pakar budaya Korsel, Seo Kyung-duk, meminta pemerintah waspada terhadap potensi pencurian budaya. Hal itu bisa terjadi bila ada pihak yang tak paham sejarah negara lain.
"Upaya tersebut datang dari kurangnya usaha China untuk memahami budaya dan sejarah dari negara-negara sekitar," ujar Seo Kyoung-duk dari Sungshin Women's University.
"Pemerintah dan kelompok sipil perlu mengambil tindakan tegas terhadap gerakan China yang mengambil aset budaya dari Korea," lanjutnya.
Seo Kyoung-duk menegaskan bahwa kimchi sudah dikenal dunia sebagai bagian dari budaya Korea. China pun dituding ingin mengklaim karena Korea Selatan semakin berpengaruh di dunia.Â
Â
Advertisement
Ekspor Kimchi Meningkat
Pemerintah Korea Selatan berjanji akan terus meningkatkan promosi dan ekspor kimchi. Kualitasnya juga akan terus ditingkatkan.
Beragam sutdi dilakukan di Korsel maupun luar negeri untuk meneliti keuntungan kesehatan dari kimchi.
Ekspor kimchi di Korea Selatan terpantau naik tahun ini. Pada periode Januari - September 2020, ekspor kimichi tercatat sebesar 109 juta dolar.
Angka itu naik 38,5 persen ketimbang tahun sebelumnya.