Ibu Kota AS Lockdown Jelang Pelantikan Joe Biden, 20 Ribu Tentara Garda Nasional Siaga

Kepala Kepolisian Washington mengatakan ibu kota AS menghadapi ancaman keamanan besar jelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 15 Jan 2021, 14:18 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2021, 14:18 WIB
Landmark di Washington DC Tutup
Foto yang diabadikan pada 12 Maret 2020 ini menunjukkan Gedung Capitol AS di Washington DC, Amerika Serikat. Sejumlah bangunan ikonis (landmark) di Washington DC, termasuk Gedung Putih, terpaksa ditutup sementara untuk umum akibat wabah COVID-19 yang tengah merebak di negara itu. (Xinhua/Ting Shen)

Liputan6.com, Washington D.C - Pusat kota Washington lockdown atau diisolasi pada Kamis, 14 Januari 2021. Lebih dari 20.000 tentara Garda Nasional bersenjata dikerahkan untuk menjaga keamanan menjelang pelantikan presiden AS Joe Biden.

Kepala Kepolisian Washington Robert Contee mengatakan ibu kota AS menghadapi "ancaman keamanan besar", satu minggu setelah pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Capitol Hill AS untuk mencoba memblokir konfirmasi Joe Biden sebagai pemenang Pilpres 2020.

Sehari setelah Trump dimakzulkan kali kedua di Kongres karena diduga mendukung serangan itu, lebih banyak penghalang dipasang. Kawat berduri turut dipasang sebagai bagian dari tindakan pencegahan menjelang acara pelantikan 20 Januari.

Sebagian besar pusat kota Washington dilarang untuk dilalui. Agen Secret Service, yang bertanggung jawab atas keamanan, sedang mempertimbangkan kemungkinan penutupan seluruh National Mall yang belum pernah terjadi sebelumnya, demikian dikutip dari laman Bangkok Post, Jumat (15/1/2021).

Hamparan rumput di mana biasanya ratusan ribu orang berkumpul untuk merayakan pelantikan presiden baru juga ditutup.

Sebaliknya, pejabat keamanan memperingatkan bahwa ekstremis pendukung Trump, yang dipersenjatai dan mungkin dengan bahan peledak, menimbulkan ancaman berbahaya bagi Washington serta ibu kota negara bagian selama seminggu mendatang.

Dalam langkah-langkah yang tidak terlihat sejak peringatan nasional 11 September 2001, buletin internal FBI memperingatkan bahwa sebuah kelompok bersenjata berencana untuk "menyerbu" kantor-kantor pemerintah di 50 negara bagian untuk memprotes Joe Biden.

"FBI menerima informasi tentang kelompok bersenjata yang diidentifikasi berniat melakukan perjalanan ke Washington, D.C pada 16 Januari," tambah buletin itu.

The New York Times melaporkan bahwa FBI telah memberi tahu departemen kepolisian di seluruh negeri untuk tetap waspada terhadap aktivitas ekstremis.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Ancaman Pembunuhan

Situasi Capitol Hill usai penyerbuan pendukung Donald Trump
Pagar pengendali kerumunan mengelilingi Capitol Hill sehari setelah massa pro-Trump menerobos masuk ke Gedung Capitol di Washington, DC. Kamis (7/1/2021). Peristiwa penyerbuan di gedung Capitol Hill AS dilakukan oleh massa pendukung Donald Trump pada 6 Januari. (Brendan Smialowski/AFP)

Tokoh politik meningkatkan keamanan pribadi mereka.

Wali Kota Washington Muriel Bowser telah menerima ancaman pembunuhan.

Peter Meijer, salah satu dari 10 Anggota Partai Republik yang memberikan suara dengan Demokrat pada Rabu kemarin untuk mendakwa Trump karena mendukung "pemberontakan," mengatakan dia dan anggota parlemen lainnya mengambil tindakan pencegahan seperti melakukan perlindungan bagi tubuh.

"Saya memiliki rekan kerja yang sekarang bepergian dengan pengawalan bersenjata karena khawatir akan keselamatan mereka," katanya kepada MSNBC.

"Kami takut seseorang mungkin mencoba membunuh kami."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya