Thailand Promosikan Ganja Sebagai Tanaman Penghasil Uang Bagi Petani

Otoritas di Thailand mengimbau bagi mereka yang tertarik menanam ganja harus meminta persetujuan dari pihak berwenang.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Feb 2021, 13:34 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2021, 13:34 WIB
Ilustrasi Ganja
Ilustrasi ganja. (dok. Unsplash.com/@mrbrodeur)

Liputan6.com, Bangkok - Thailand mempromosikan ganja sebagai tanaman penghasil uang bagi petani. Selain itu, menanam ganja juga bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan lain.

"Setiap orang berhak menanam mariyuana, bekerja sama dengan rumah sakit provinsi untuk keperluan medis," kata wakil juru bicara pemerintah Thailand Traisulee Traisoranakul.

Dikutip dari laman Free Malaysia Today, Traisoranakul juga melanjutkan bahwa, bagi mereka yang tertarik harus meminta persetujuan dari pihak berwenang.

"Sejauh ini, 2.500 rumah tangga dan 251 rumah sakit provinsi telah menanam 15.000 tanaman ganja," katanya.

"Kami berharap ganja dan rami akan menjadi tanaman komersial utama bagi petani."

Orang lain yang dapat meminta izin untuk menanam ganja termasuk universitas, perusahaan komunitas, profesional medis dan profesional pengobatan tradisional.

Pengumuman itu muncul setelah Thailand tahun lalu menghapus bagian ganja dan rami tertentu dari daftar narkotika.

Simak video pilihan di bawah ini:

Sesi Informasi Bagi Investor

Ganja
Ilustrasi Ganja Bawah Tanah (sumber: unsplash)

Ganja juga dapat digunakan dalam makanan dan minuman di restoran, asalkan berasal dari produsen yang disetujui, kata Traisulee.

Ia turut menambahkan bahwa Medical Marijuana Institute akan mengadakan sesi informasi untuk investor dan publik bulan ini.

Produsen obat negara, Organisasi Farmasi Pemerintah, mengatakan akan membeli ganja dari perusahaan komunitas yang disetujui hingga 45.000 baht atau setara Rp 21,1 juta per kilogram, untuk mereka yang mengandung 12% cannabidiol (CBD).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya