Australia Izinkan Warganya Kembali dari India yang Dilanda Tsunami COVID-19 pada 15 Mei

Warga Australia yang masih berada India, akan diizinkan pulang mulai 15 Mei 2021.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Mei 2021, 11:01 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2021, 11:01 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Liputan6.com, Sydney- Warga Australia yang masih berada India, akan bisa pulang ke negara asal mereka mulai 15 Mei 2021. Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Australia, Scott Morrison pada Jumat (7/5/2021).

Diketahui bahwa India, tengah dilanda lonjakan besar kasus COVID-19. 

Sementara itu, Kota Sydney di Australia tetap waspada terhadap potensi wabah baru, yang baru-baru ini mencatat infeksi pertama setelah sebulan tidak ada kasus Virus Corona.

Sebelumnya, PM Morrison megaskan keputusannya untuk memberlakukan perintah biosekuriti yang melarang penerbangan ke dan dari India.

Kebijakan itu menuai kritik keras dari anggota parlemen, ekspatriat, dan warga Australia di India, tetapi Morrison menjelaskan bahwa aturan itu telah berhasil memperlambat penyebaran COVID-19 pada orang-orang yang dikarantina di Australia.

"Komite Keamanan Nasional Kabinet telah mengkonfirmasikan bahwa mereka akan melakukan tugasnya pada saat itu, dan sebagai hasilnya kami melihat tidak perlu untuk memperpanjangnya melebihi tanggal itu," kata Morrison kepada wartawan, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (7/5/2021).

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

Selandia Baru Tangguhkan Perjalanan dari Sydney

Sydney di Tengah Kemunculan Klaster Baru Kasus Covid-19
Orang-orang mengunjungi Opera House di Sydney pada Rabu (30/12/2020). Pihak berwenang berupaya menekan klaster kasus virus corona Covid-19 yang terus bertambah di kota terpadat di Australia tersebut. (Saeed KHAN / AFP)

Sementara itu, Perdana Menteri negara bagian New South Wales, Gladys Berejiklian menyebut keputusan Selandia Baru untuk menangguhkan sebagian gelembung perjalanan dengan Australia sebagai akibat dari infeksi baru di Sydney adalah "reaksi berlebihan".

Pejabat kesehatan negara bagian itu masih mencoba melacak kontak yang hilang dalam kasus seorang pria berusia 50 tahun yang dinyatakan positif COVID-19 varian India.

Pengurutan genom menunjukkan bahwa kasus tersebut, terkait dengan seorang pelancong yang kembali dari Amerika Serikat, tetapi tidak ada jalur transmisi yang jelas antara kedua orang tersebut.

"Kami mungkin tidak akan pernah menemukan rantai penularan yang hilang itu," kata Berejiklian dalam acara Nine Network, "Today Show".

"Itulah mengapa kami meminta semua orang untuk dites. Setiap kali ada kasus positif, kami dapat mencocokkannya untuk melihat apakah itu bagian dari ketegangan yang sama," jelas Berejiklian.

Pejabat kesehatan Australia pada Jumat malam akan mengumumkan jika ada lebih banyak kasus bar.

Selandia Baru pada Kamis (6/5) menangguhkan perjalanan bebas karantina ke dan dari New South Wales sementara pihak berwenang Australia menyelidiki kontak terkait infeksi baru COVID-19.

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19

Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 7 Tips Cegah Klaster Keluarga COVID-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya