Liputan6.com, Lausanne - Tim pencari suaka Olimpiade Tokyo memiliki 29 atlet yang akan bertanding dalam 12 cabang olahraga.
Tim yang dipilih oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Selasa (8/6/2021) diambil dari 55 atlet yang meninggalkan negara asal mereka dan mendapat beasiswa untuk berlatih.
Baca Juga
Melansir Arab news, ke-29 atlet -- sebelumnya beranggotakan 10 orang pada laga perdana di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 - berasal dari Afghanistan, Kamerun, Kongo, Republik Kongo, Eritrea, Iran, Irak, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Venezuela.
Advertisement
Mereka akan bertanding di cabang renang, atletik, bulu tangkis, tinju, kano, bersepeda, judo, karate, menembak, taekwondo, angkat besi, dan gulat.
"Anda adalah bagian integral dari komunitas Olimpiade kami, dan kami menyambut Anda dengan tangan terbuka.” Presiden IOC Thomas Bach mengatakan kepada para atlet ketika mengumumkan pemilihan mereka, menambahkan bahwa mereka akan mengirim pesan solidaritas, ketahanan, dan harapan yang kuat kepada dunia.
Tim akan dikelola di Tokyo oleh pejabat dari IOC dan badan pengungsi PBB yang berbasis di Jenewa, UNHCR.
"Bertahan dari perang, penganiayaan, dan kecemasan akan pengasingan telah membuat mereka menjadi orang yang luar biasa," kata Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi dalam sebuah pernyataan, "tetapi fakta bahwa mereka sekarang juga unggul sebagai atlet di panggung dunia membuat saya sangat bangga."
Para atlet pengungsi akan bertanding melawan 206 tim nasional dengan pengenal EOR, untuk akronim Prancis dari nama tim Olimpiade Tokyo berlangsung dari 23 Juli-Agustus 8.
Olimpiade Tokyo 2021 Terancam Batal Jika COVID-19 Makin Parah
Olimpiade Tokyo 2021 masih berpotensi dapat dibatalkan apabila situasi COVID-19 semakin buruk. Hal itu disampaikan orang nomor dua di partai berkuasa Jepang.
Pembatalan dapat terjadi apabila Olimpiade 2021 dianggap bertanggung jawab dalam penyebaran infeksi COVID-19. Namun, Nikai percaya bahwa Olimpiade dapat terus berlanjut.
Komite Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo rencananya akan menyewa sekitar 300 ruang hotel untuk para atlet dan staf yang mengidap COVID-19. Hotel itu digunakan bagi pasien yang tak butuh perawatan di rumah sakit.
Saat ini Jepang sedang menghadapi gelombang keempat COVID-19. Jam-jam bisnis untuk restoran dan bar di Tokyo dan beberapa prefektur lain mulai dibatasi.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement