, Berlin - Jerman menarik pulang seluruh pasukan Bundeswehr yang tersisa atau sekitar 570 tentara dari Afghanistan pada Selasa (29/06). Anggota terakhir diterbangkan dari Mazar, menandai selesainya misi yang telah dilaksanakan selama hampir dua dekade.
Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer mengatakan, para prajurit sekarang dalam perjalanan pulang. "Ini menandai akhir dari babak bersejarah," tulisnya di Twitter, demikian dikutip dari laman DW Indonesia, Rabu (30/6/2021).
Baca Juga
Kramp-Karrenbauer berterima kasih kepada para prajurit karena telah memenuhi tugas mereka di Afghanistan "dengan profesionalisme dan keyakinan." Meninjau kilas balik misi tersebut, dia berjanji untuk membahas "apa yang baik, apa yang tidak baik, dan apa yang telah kita pelajari."
Advertisement
Angkatan bersenjata Jerman juga mengkonfirmasi penarikan tersebut, dengan menyatakan, "tentara terakhir telah meninggalkan Afghanistan."
Sebelumnya, militer Jerman merahasiakan rincian penarikan itu dengan alasan keamanan. Berbicara hanya beberapa jam sebelum tindakan itu dikonfirmasi secara resmi, Kramp-Karrenbauer mengatakan penarikan itu berlangsung "secara tertib, tetapi juga secepat mungkin."
Apa yang terjadi setelah misi berakhir?
Empat pesawat militer yang membawa pasukan itu diperkirakan akan mendarat dulu di Tbilisi sebelum melanjutkan penerbangan ke Jerman pada Rabu (30/06). Kamp lama mereka akan diserahkan kepada pasukan Afghanistan di saat Jerman mengakhiri resmi partisipasinya dalam misi NATO "Resolute Support".
Setelah mendarat di Jerman, para tentara akan menjalani karantina wajib selama dua minggu untuk mencegah penyebaran virus corona Delta yang sangat menular. Menurut majalah Der Spiegel, setidaknya satu tentara Jerman terinfeksi varian itu pada awal bulan ini.
Berapa lama pasukan Jerman bertugas di Afghanistan?Jerman mengerahkan pasukannya setelah serangan mematikan 9/11 yang dilancarkan oleh al-Qaeda pada tahun 2001 di Amerika Serikat. Pasukan pertama tiba di Kabul pada Januari 2002.
Pada tahap awal misi, tentara Jerman diberitahu, penempatan mereka ditujukan untuk menstabilkan negara, bukan memerangi Taliban. Lebih dari 150.000 tentara Jerman ditempatkan di Afghanistan selama misi hampir 20 tahun, banyak dari mereka yang bertugas lebih dari sekali.
Pada akhir tahun 2020, pengerahan Bundeswehr telah membebani pembayar pajak Jerman dengan ongkos sekitar €12,5 miliar (Rp216,2 triliun). Misi yang berlangsung selama hampir 20 tahun itu juga telah menelan korban jiwa 59 tentara Jerman.
Â
Apa yang terjadi di Afganistan?
Akhir dari misi itu dilaksanakan di saat Taliban di Afganistan merebut wilayah baru dari pemerintah yang didukung AS di Kabul.
Pasukan Taliban juga telah menguasai wilayah di sekitar ibu kota sejumlah provinsi, sehingga memicu kekhawatiran kelompok militan ini akan merebut kendali penuh begitu semua pasukan asing pergi.
Presiden AS Joe Biden saat bertemu dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani pada Jumat (25/06), menjanjikan kemitraan "berkelanjutan" antara kedua negara. "Afganistan harus memutuskan sendiri masa depan mereka," kata Biden kepada wartawan.
Advertisement