Liputan6.com, Cape Town - Varian baru COVID-19 Omicron kini telah menjadi dominan di Afrika Selatan dan mendorong peningkatan tajam dalam infeksi baru, kata pejabat kesehatan.
Dilansir dari laman BBC, Jumat (3/12/2021), sekitar 11.500 infeksi baru COVID-19 terdaftar dalam catatan harian terbaru. Jumlah itu adalah kenaikan tajam dari 8.500 kasus yang dikonfirmasi pada hari sebelumnya.
Sebaliknya, infeksi harian rata-rata antara 200 dan 300 pada pertengahan November, kata seorang ilmuwan terkemuka Afrika Selatan kepada BBC.
Advertisement
Varian Omicron kini telah terdeteksi di setidaknya 24 negara di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mereka yang sudah memiliki varian lain dari Virus Corona COVID-19 tampaknya tidak terlindung dari Omicron, tetapi vaksin masih diyakini melindungi dari penyakit parah, menurut para ilmuwan top dari badan kesehatan global dan Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan.
"Infeksi sebelumnya digunakan untuk melindungi terhadap Delta tetapi sekarang dengan Omicron tampaknya tidak demikian," kata Anne von Gottberg, ahli mikrobiologi di NICD.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Varian Omicron Mendominasi
Afrika Selatan adalah negara pertama yang melaporkan varian baru COVID-19 yang diklaim sangat bermutasi.Â
NICD mengatakan lebih dari 70% dari semua genom Virus Corona COVID-19 yang diurutkan bulan lalu adalah varian baru.
India, Ghana, Arab Saudi, dan UEA termasuk di antara negara-negara terbaru yang mengonfirmasi kasus Omicron pertama mereka.Â
Lainnya termasuk Inggris, AS dan Jerman juga melihat orang terinfeksi oleh varian baru. Banyak pertanyaan tentang Omicron yang masih harus dijawab, termasuk seberapa besar perlindungan yang diberikan vaksin saat ini.
WHO telah mengkategorikannya sebagai "varian yang menjadi perhatian", dan mengatakan bukti awal menunjukkan itu memiliki risiko infeksi ulang yang lebih tinggi.Â
Advertisement