Provinsi Australia Terapkan Lockdown COVID-19 bagi Orang yang Tak Divaksin

Orang atau kelompok yang tidak divaksin akan menghadapi lockdown atau pembatasan aktivitas sosial di negara bagian (provinsi) Northern Territory, Australia.

oleh Hariz Barak diperbarui 08 Jan 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2022, 15:00 WIB
Australia Kembali Berlakukan Pembatasan Covid
Pelanggan menunggu di luar sebuah kafe di Pantai Bondi di Sydney, Australia, Sabtu (8/1/2022). Negara bagian terpadat di Australia itu telah memberlakukan kembali beberapa pembatasan dan menangguhkan operasi elektif ketika kasus COVID-19 melonjak ke rekor baru lainnya. (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Northern Territory - Orang atau kelompok yang tidak divaksin akan menghadapi lockdown atau pembatasan aktivitas sosial di negara bagian (provinsi) Northern Territory, Australia mulai Senin 10 Januari 2022, dan akan berlangsung selama empat hari.

Hal ini diberlakukan menyusul lonjakan infeksi COVID-19 di negara bagian itu, demikian seperti dikutip dari Evening Standard, Sabtu (8/1/2022).

Mereka yang tinggal di Northern Territory yang belum memiliki dua dosis vaksin virus corona hanya akan dapat meninggalkan rumah mereka dalam kondisi yang ketat.

Ini termasuk untuk belanja penting, untuk perawatan medis, termasuk vaksinasi,atau untuk memberikan perawatan.

Kepala Menteri Michael Gunner mengatakan mereka yang belum divaksinasi juga dilarang pergi ke luar untuk bekerja atau berolahraga.

'Penguncian' akan berlangsung hingga pukul 12 malam pada hari Senin 10 Januari, ketika sistem paspor vaksinasi akan diperkenalkan.

Negara bagian itu juga telah membatasi akses ke masyarakat dengan tingkat vaksinasi rendah kepada penduduk dan pekerja penting, yang memerlukan hasil tes antigen cepat negatif sebelum bepergian.

Itu terjadi setelah negara bagian mencatat 256 infeksi baru dalam semalam.

Dari kasus baru yang tercatat, 27 adalah hasil dari penularan masyarakat dan 10 infeksi diketahui kontak dekat.

112 lainnya masih dalam penyelidikan dan 107 kasus adalah kedatangan antarnegara bagian dan internasional.

Gunner mengatakan "eskalasi dalam jumlah kasus dalam hal memprihatinkan".

"Tingkat penularan komunitas kami telah meningkat dalam beberapa hari terakhir," katanya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Lonjakan Tes COVID-19 di Australia Picu Amarah Warga

Australia Kembali Berlakukan Pembatasan Covid
Pelanggan duduk di luar kafe di Pantai Bondi di Sydney, Australia, Sabtu (8/1/2022). Negara bagian terpadat di Australia itu telah memberlakukan kembali beberapa pembatasan dan menangguhkan operasi elektif ketika kasus COVID-19 melonjak ke rekor baru lainnya. (AP Photo/Mark Baker)

Sementara itu, warga Australia telah menyatakan kemarahannya karena menghadapi kekurangan alat tes COVID-19 dan kenaikan harga saat negara itu memerangi infeksi yang paling meluas.

Dikutip dari laman BBC, Selasa (4/1/2022), bulan lalu Australia mencabut sebagian besar pembatasan domestiknya yang ketat setelah mencapai target vaksinasi 90%.

Tetapi varian Omicron telah memicu lonjakan kasus, dimana sekarang berjumlah lebih dari 25.000 per hari. Itu memberi tekanan kuat pada pengujian dan sistem rumah sakit hingga menyebabkan kecemasan di seluruh negeri.

Sebelumnya, tes PCR selalu tersedia secara luas di Australia, tetapi minggu lalu pemerintah mulai membatasi siapa yang berhak menerimanya secara gratis. Hal ini pun berdampak terhadap puluhan ribu orang yang menghabiskan berjam-jam mengantri di luar klinik pengujian menjelang Hari Natal. Akibatnya, laboratorium pengujian melonjak dan hasil tes tertunda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya