Liputan6.com, Zaporizhzhia - Kebakaran terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina, fasilitas nuklir terbesar di Eropa.
"Gempuran musuh yang terus menerus terhadap bangunan dan unit [pembangkit]" tampaknya menyebabkan kebakaran di stasiun nuklir," menurut Wali Kota Dmytro Orlov dari Enerhodar di dekatnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (4/3/2022).
Baca Juga
Kepala administrasi negara bagian Zaporozhia mengatakan bahwa keamanan pembangkit listrik Zaporizhzia "terjamin".
Advertisement
Alexander Starukh memposting hanya satu kalimat di Facebook, mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan direktur Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia (Zaporizhzhia Nuclear Power Station/Plant, ZNPP) di Enerhodar, dan telah dijamin keamanannya.
"Direktur ZNPP meyakinkan saya bahwa saat ini, keamanan nuklir objek tersebut diamankan," tulisnya.
Itu terjadi ketika pejabat tinggi Ukraina telah memperingatkan kemungkinan krisis nuklir karena penembakan Rusia yang dilaporkan di sana.
Bagaimana Tingkat Radiasi?
Mengutip CNN, juru bicara Zaporizhzhia mengatakan pertempuran telah berhenti di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut dan tingkat radiasi saat ini normal.
"Pertempuran telah berhenti di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dan tingkat radiasi saat ini normal meski kebakaran berlanjut di fasilitas itu," kata seorang juru bicara di pembangkit itu hari Jumat.
Juru bicara Andrii Tuz mengatakan pembangkit tersebut tidak mengalami kerusakan kritis, meskipun hanya satu unit pembangkit listrik dari enam yang beroperasi.
Dalam posting Facebook sebelumnya, Tuz mengatakan setidaknya satu unit pembangkit listrik di pembangkit nuklir terdampak dalam pertempuran itu. "Banyak peralatan teknis yang terkena," katanya kepada CNN.
Petugas pemadam kebakaran disambut senjata. Pejabat Ukraina mengatakan petugas tidak dapat mengakses pembangkit nuklir yang terbakar.
Tuz mengatakan ketika petugas pemadam kebakaran awalnya tiba, mereka disambut dengan senjata dan berbalik.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia adalah yang terbesar di Eropa menurut situs web pembangkit tersebut. Fasilitas ini mendukung seperlima dari total tenaga listrik yang dihasilkan di Ukraina.
Pembangkit nuklir Zaporizhzhia memiliki enam unit secara total, dengan yang pertama terhubung ke jaringan listrik pada tahun 1984, dan yang keenam terhubung pada tahun 1995.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tim Respons Insiden Nuklir AS
Fasilitas Zaprizhzhia disebut memberikan 25 persen daya di Ukraina. Namun, fasilitas itu dilaporkan sedang direnovasi sehingga tidak operasional, meski demikian tempat itu menampung bahan bakar nuklir.
Serangan ini terjadi meski pihak Rusia berkata tidak akan menyerang fasilitas-fasilitas sipil. Laura Rockwood, direktur Open Nuclear Network, berkata serangan itu bisa berdampak kepada listrik di Ukraina.
Merespons kabar tersebut, dua pejabat Gedung Putih mengatakan informasi terbaru mereka menunjukkan "tidak ada indikasi peningkatan tingkat radiasi" di kompleks tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina.
Gedung Putih terus memantau situasi dengan cermat.
Presiden AS Joe Biden sudah menerima pembaruan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Kamis malam waktu setempat tentang kebakaran yang dilaporkan di pembangkit nuklir Zaporizhzhia, Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah panggilan telepon kedua pemimpin.
Menteri Energi AS Jennifer Granholm telah mentweet bahwa dia berbicara dengan menteri energi Ukraina tentang kebakaran di pabrik Zaporizhzhia dan telah memutuskan untuk mengaktifkan Tim Respons Insiden Nuklir AS.
"Operasi militer Rusia di dekat pabrik itu ceroboh dan harus dihentikan," kata Granholm, yang mengawasi persenjataan nuklir AS.
"Reaktor pabrik dilindungi oleh struktur penahan yang kuat dan reaktor dimatikan dengan aman."
Advertisement