Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Ukraina menuduh Rusia melakukan genosida dan kejahatan perang di Kota Bucha. Namun, Rusia menolak tuduhan itu dengan menyebutnya sebagai propaganda.
Sejumlah negara barat juga telah mengutuk pembantaian warga sipil di Bucha yang diduga dilakukan tentara Rusia. Namun, China menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak melontarkan tudingan tanpa dasar sebelum proses penyelidikan atas insiden Bucha rampung.
Baca Juga
"Beragam laporan dan foto kematian warga sipil di Bucha sangatlah mengganggu. Kebenaran dan penyebab insiden itu harus dipastikan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian, dikutip dari Xinhua, Kamis (7/4/2022).
Advertisement
Laporan media menyatakan, sedikitnya 280 orang, termasuk anak-anak, ditemukan tewas di Bucha, sebuah kota di luar Kiev. Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu 3Â April membantah tudingan Kiev atas pembunuhan warga sipil di area permukiman Bucha.
Zhao menyampaikan, China memperhatikan dengan saksama terkait situasi kemanusiaan dan penderitaan warga sipil di Ukraina. "Isu kemanusiaan tidak boleh dipolitisasi dan tudingan apa pun harus didasarkan pada fakta," tegasnya.
China mendukung semua proposal dan langkah untuk meredakan krisis kemanusiaan di Ukraina dan akan bekerja sama dengan komunitas internasional guna mencegah bahaya apa pun terhadap warga sipil.
Sebelumnya, Duta besar Rusia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Vassily Nebenzia mengatakan kepada Dewan Keamanan pada Selasa 5 April bahwa tuduhan tentang kekejaman itu bohong. Dia mengatakan, meskipun Bucha sempat diduduki Rusia, "tak seorang pun warga sipil yang menderita akibat tindak kekerasan."
Kementerian pertahanan Rusia pada Minggu mengeluarkan pernyataan bahwa semua foto dan video yang dirilis pemerintah Ukraina tentang dugaan "kejahatan" oleh tentara Rusia di Bucha adalah "provokasi".
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Situasi di Bucha
Tubuh kuning pucat seperti patung lilin, terlihat terbaring di antara dedaunan yang jatuh. Sosok itu merupakan jasad seorang pria, dengan kaki terikat tali serta lubang hitam di dahinya, yang tergeletak di semak-semak dekat rel kereta di kota pinggiran Bucha, Ukraina.
Hanya beberapa meter dari itu, terlihat juga jasad seorang korban lainnya. "Jangan sentuh tubuhnya. Bisa jadi dipasangi ranjau," kata seorang polisi, yang menunjuk tempat jenazah itu terbaring.
Kota Bucha yang berada di 37 km barat laut dari Kiev, diduduki tentara Rusia lebih dari satu bulan sejak invasi dimulai pada 24 Februari. Ketika pasukan Rusia ditarik mundur dari sana pekan lalu, mereka meninggalkan orang-orang sipil yang tewas di jalan, di dalam bangunan dan dikubur dalam lubang dangkal.
Para pejabat setempat mengatakan di Bucha saja ada lebih dari 300 orang yang dibunuh tentara Rusia, dan sekitar 50 dari mereka dieksekusi. Polisi mengatakan penduduk Bucha telah menguburkan lima mayat lainnya dalam gundukan tanah tak bernisan.
Sejak mendatangi Bucha pada Minggu 3 April, seperti dilansir Antara, wartawan Reuters mengaku telah melihat lima sosok jasad yang ditembak di kepala. Tangan salah satu korban tampak terikat ke belakang.
Jasad pria yang dilihat pada Rabu 6 April itu mengenakan celana jins dan jaket tebal hitam, tergeletak 100 meter dari sebuah pemakaman kecil. Reuters tak bisa mengidentifikasi pria tersebut atau memastikan siapa pembunuhnya.
Advertisement
Kesaksian
Para saksi di kota itu telah menceritakan apa yang mereka sebut sebagai pembunuhan ekstra yudisial oleh tangan-tangan Rusia.
Tukang bangunan Eduard Karpenko bercerita bahwa dia melihat seorang tetangganya digiring di sebuah hutan kecil sebelum ditembak oleh seorang tentara Rusia. Dia mengatakan, korban yang bernama Oleksandr Yeremich (43 tahun) itu adalah anggota Angkatan Pertahanan Teritorial, pasukan cadangan Ukraina.
Karpenko menunjukkan salinan paspor korban tapi tak bisa diverifikasi kebenaran informasinya.
Dia mengatakan pria itu digelandang dari dekat rumahnya oleh seorang serdadu. Menurut dua tentara Rusia yang mengawasi aksinya, kata Karpenko, serdadu itu berasal dari Chechnya, wilayah di selatan Rusia yang ikut mengerahkan pasukan ke Ukraina untuk membantu Rusia.
Serdadu itu menggiring tetangganya agar tak terlihat sampai ke ujung pagar kayu yang membatasi hutan kecil tersebut, lalu empat tembakan terdengar, kata Karpenko.
"Mereka membawanya ke ujung gerbang dan menembaknya, dengan dua tembakan terakhir di kepala," kata Karpenko, sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi seperti sedang digiring.
Dua orang selain Karpenko, yang minta tidak disebut namanya, memastikan bahwa mereka juga melihat Yeremich digiring dan mendengar tembakan.
Karpenko mengatakan dia dan kedua pria itu diperintahkan para serdadu Rusia untuk menunggu sampai malam sebelum mengevakuasi jenazah tetangganya.
"Kami menutupinya dengan selimut, lalu dengan selimut lain, dan menariknya ke makam. Banyak sekali darah," kata Karpenko.
Dia mengatakan jasadnya dikubur dekat sebuah kebun, diberi tanda dari tiang kayu panjang dan lempengan logam berbentuk peti mati, seperti yang dilihat oleh Reuters.
Karpenko dan kedua pria itu menggantungkan topi bisbol pada sebuah dahan pohon di tempat pembunuhan itu terjadi.
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengatakan pada 26 Februari bahwa pasukannya akan bertempur di Ukraina sebagai bagian dari "operasi militer khusus" Rusia. Reuters tak bisa memastikan apakah mereka beroperasi di Bucha.
Kuburan Massal
Kuburan massal berisi 57 jasad ditemukan dalam parit yang digali di lahan gereja kota Bucha, Ukraina, usai ditinggalkan tentara Rusia. Beberapa jasad tampak tidak terkubur atau sebagian terkubur di dalam tanah.
Gambar-gambar dari satelit menunjukkan adanya parit sepanjang 45 kaki (13,7 meter) yang digali di lahan gereja di mana kuburan massal ditemukan setelah pasukan Rusia meninggalkan kota Bucha, Ukraina.
Wartawan yang mengunjungi Bucha pada Sabtu 2 April melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan kota itu, yang berjarak 37 km dari ibu kota Kiev. Sebuah kuburan massal di sebuah gereja masih terbuka, tangan dan kaki korban terlihat menyembul dari tanah liat merah yang ditumpuk di atasnya.
Ukraina pun menuduh Rusia melakukan pembantaian di Bucha, salah satu kota yang direbut kembali oleh tentara Ukraina ketika pasukan Rusia pergi untuk bertempur di wilayah timur. Rusia telah membantah tuduhan itu dan menyebutnya sebagai "provokasi" Ukraina.
Perusahaan AS Maxar Technologies, yang mengumpulkan dan menerbitkan citra-citra satelit Ukraina, mengatakan tanda-tanda pertama penggalian kuburan massal di Gereja St. Andrew & Pyervozvannoho All Saints terlihat pada 10 Maret.
"Liputan lebih mutakhir pada 31 Maret memperlihatkan kuburan itu dengan parit sepanjang 45 kaki di bagian barat daya lahan dekat gereja itu," kata Maxar.
Gambar-gambar tersebut belum dapat terverifikasi. Belum jelas pula apakah gambar-gambar yang disiarkan Maxar berasal dari gereja yang sama dengan yang dikunjungi pada Sabtu 2 April.
Wali Kota Bucha mengatakan 300 warganya telah tewas selama kota itu diduduki oleh Rusia.
Advertisement