Aturan Pembatasan COVID-19 Dicabut, Masjid di Riyadh Kembali Penuh Jemaah

Otoritas Saudi mengumumkan pencabutan sebagian besar pembatasan COVID-19 bulan Maret lalu, termasuk ditiadakannya kewajiban menjaga jarak sosial di masjid atau tempat umum lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2022, 02:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2022, 02:00 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Riyadh - Masjid-masjid di Riyadh yang sempat kosong, kini kembali ramai dengan kehadiran jemaah yang salat tanpa harus menjaga jarak sosial lagi, seiring pencabutan berbagai pembatasan COVID-19 yang ketat di Arab Saudi.

Setelah penerapan berbagai pembatasan dan aturan menjaga jarak selama dua tahun, warga Saudi akhirnya dipersilakan kembali untuk menjalankan ibadah salat berjemaah di masjid-masjid, terutama selama bulan suci Ramadan.

Warga Saudi, Ibrahim Al-Ogaily, mensyukuri perkembangan tersebut. "Berbagai pembatasan telah dicabut dan salat dengan lebih sedikit tindakan pencegahan sudah diizinkan kembali, sehingga orang-orang kembali bersemangat datang ke masjid dan salat. Alhamdulillah kita bisa kembali bersemangat mendatangi rumah-rumah Allah."

Otoritas Saudi mengumumkan pencabutan sebagian besar pembatasan COVID-19 bulan Maret lalu, termasuk ditiadakannya kewajiban menjaga jarak sosial di masjid atau tempat umum lainnya.

Setelah pengumuman itu, ratusan jemaah langsung mendatangi Masjidil Haram di kota Mekah untuk beribadah.

Selama dua tahun terakhir, masjid-masjid membatasi jumlah jemaah yang diperbolehkan salat berjamaah di dalam ruangan sekaligus menerapkan pemeriksaan suhu tubuh di pintu masjid. Para jemaah juga harus mengenakan masker selama beribadah di dalam.

Moaied Ammash, warga Arab Saudi keturunan Suriah, berharap negara berpenduduk Muslim lain juga mengalami hal serupa. "Alhamdulillah, salat (berjamaah) sudah kembali dilakukan tanpa perlu menjaga jarak, Alhamdulillah pandemi ini sudah hampir usai, dan saya berharap pembatasan-pembatasan ini juga diakhiri di negara-negara Muslim, dan kita patut selalu bersyukur."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Satu Juta Orang Diizinkan Ibadah Haji

Menunaikan Ibadah Haji dan Umroh
Ilustrasi Menunaikan Ibadah Haji Credit: pexels.com/pixabay

Sementara itu, Arab Saudi juga akan mengizinkan hingga satu juta orang beribadah haji tahun ini, dengan mengizinkan jemaah dari luar negara kerajaan itu untuk ikut serta, setelah pembatasan COVID-19 selama dua tahun terakhir, kata media pemerintah 9 April lalu.

Jemaah yang berangkat ke Mekah tahun ini harus berusia di bawah 65 tahun dan telah divaksinasi COVID-19 penuh, ungkap Kementerian Haji dan Umrah dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan kantor berita SPA.

Peserta dari luar negeri akan diizinkan berhaji dengan syarat menunjukkan hasil tes PCR negatif dan pengawasan terhadap pelaksanaan tindakan pencegahan COVID-19 selama berhaji, ungkap pernyataan itu.

Tahun lalu, kerajaan itu membatasi jumlah jemaah haji – salah satu dari lima rukun Islam – menjadi hanya 60.000 jemaah domestik. Sebelum pandemi, jumlahnya mencapai 2,5 juta orang.

Kunjungan jemaah ke tanah suci, baik Mekah dan Madinah, dalam pelaksanaan ibadah haji selama sekitar sepekan serta ibadah umrah, sebelumnya membuat kerajaan itu menerima pendapatan hingga $12 miliar per tahun, menurut data resmi.


Arab Saudi Akan Gunakan Aplikasi Umrah untuk Jemaah Selama Ramadhan

Haji
Ilustrasi Menunaikan Ibadah Haji Credit: pexels.com/pixabay

Arab Saudi akan menggunakan aplikasi seluler untuk memfasilitasi ziarah pengunjung ke Makkah selama bulan suci Ramadhan.

Dikutip dari laman Xinhua, Kementerian Haji dan Umrah mengonfirmasi keinginan tersebut.

Jemaah yang menjalankan umrah ke Makkah, dapat melakukan pemesanan untuk melakukan ritual ibadah tersebut melalui aplikasi Eatmarna.

Nantinya, para jemaah bisa menikmati pengalaman yang lebih lancar dan aman, kata kementerian tersebut.

Eatmarna yang diterjemahkan sebagai “mari menunaikan umrah” pada awalnya dikembangkan untuk mengelola kunjungan selama pandemi COVID-19 ketika aturan jarak sosial diberlakukan.

Keberhasilan aplikasi dalam memastikan akses yang sama untuk semua jamaah dan memberikan pengalaman yang lancar dan mulus telah membuat kementerian terus menggunakannya setelah pencabutan pembatasan aturan COVID-19.


Syarat Haji: Ini Daftar Vaksin COVID-19 yang Diakui Arab Saudi

Merupakan Bulan Haji
Ilustrasi Ibadah Haji Credit: pexels.com/pixabay

Arab Saudi membuka kuota hingga 1 juta kuota haji 2022. Kuota itu termasuk masyarakat dalam negeri dan luar negeri. Vaksin COVID-19 menjadi salah satu persyaratan utama. 

Orang-orang yang ingin naik haji harus sudah mendapatkan vaksin COVID-19. Berdasarkan informasi Saudi Gazette pada Maret 2022, berikut daftar vaksin yang sudah diakui Kementerian Kesehatan Arab Saudi: 

- Pfizer (Amerika Serikat)

- Moderna (Amerika Serikat)

- Johnson & Johnson (Amerika Serikat)

- Covavax (Amerika Serikat)

- AstraZeneca (Inggris)

- Sinopharm (China)

- Sinovac (China)

- Covaxin (India)

- Sputnik (Rusia) 

Sejumlah vaksin tersebut sudah digunakan di Indonesia, mulai dari Pfizer, Moderna, AstraZeneca, hingga Sinovac. Vaksin Pfizer dan Moderna juga dipakai untuk keperluan booster.

Para pendatang untuk haji juga diwajibkan tes PCR. Ada pula batas usia haji, yakni harus di bawah 65 tahun.

Infografis Perbandingan Biaya Ibadah Haji 2019 hingga 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Biaya Ibadah Haji 2019 hingga 2022. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya