Wakil PM Kanada Akan Hadir Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Indonesia

Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland bakal melawat ke Jakarta pada pekan ini. Tepatnya 15 dan 16 Juli 2022.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 13 Jul 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2022, 12:00 WIB
ilustrasi bendera Kanada.
ilustrasi bendera Kanada. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan Kanada, Chrystia Freeland bakal melawat ke Jakarta pada pekan ini. Tepatnya 15 dan 16 Juli 2022.

Kedatangan Chrystia Freeland untuk berpartisipasi di Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 di Bali, Indonesia.

"Minggu ini adalah kesempatan penting bagi Kanada untuk bekerja dengan para mitra kami dalam mengatasi tantangan bersama - di antaranya inflasi global, perubahan iklim, dan pemulihan dari pandemi yang tengah berlangsung saat ini - yang penting bagi warga Kanada dan orang-orang di seluruh dunia," jelas Chrystia Freeland, Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan Kanada seperti disampaikan pihak Kedutaan Besar Kanada di Jakarta, Rabu (13/7/2022).

"Pada saat yang sama, Kanada dan sekutu kami akan menggunakan pertemuan ini untuk terus membela tatanan internasional berbasis aturan saat kami bekerja sama untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas invasi ke Ukraina," jelas Chrystia Freeland. 

Saat berada di Indonesia, wakil PM Kanada juga akan mengambil setiap kesempatan untuk menantang Rusia atas kejahatan perang di Ukraina, serta dampaknya terhadap energi global dan harga pangan.

Wakil Perdana Menteri Freeland dan sekutu G20 Kanada juga akan membahas koordinasi internasional lebih lanjut dalam menanggapi invasi ilegal Rusia ke Ukraina.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Retno Marsudi Buka KTT Menlu G20, Pentingnya Multilateralisme Jadi Sorotan

Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali, Jumat (8/7/2022). Para menteri luar negeri dari Jepang, Jerman, Belanda, hingga Rusia ikut hadir. 

Pada pidato pembukan KTT Menlu G20 tersebut, Menlu Retno Marsudi mengapresiasi kedatangan para delegasi. Kehadiran mereka dinilai sebagai tanda respek terhadap Indonesia selaku tuan rumah G20.

Isu pentingnya multilateralisme di tengah berbagai krisis global menjadi sorotan utama. Menlu Retno menegaskan krisis global hanya bisa diselesaikan dengan solusi global.

"Tantangan-tantangan global membutuhkan solusi-solusi global. Tetapi sejujurnya, kita tak bisa membantah bahwa ini telah semakin sulit bagi dunia untuk duduk bersama," ujar Menlu Retno Marsudi.

Menlu Retno pun mengakui ada krisis yang terjadi di tengah pemulihan akibat pandemi COVID-19, yakni perang di Ukraina. 

"Kita bertemu hari ini pada saat ada tantangan-tantangan besar. Dunia masih belum pulih dari pandemi, tetapi kita sudah dihadapi dengan krisis lain: perang di Ukraina," ujar Menlu Retno.

Ia juga mengungkit kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia dan Ukraina. Hal itu disebut sebagai cara Indonesia untuk ikut membangun "jembatan" antar negara dan mendukung perdamaian. Menlu Retno menjelaskan itu sesuai dengan prinsip Indonesia yang independen dan aktif. 

Menlu Jerman Annalena Baerbock tampak fokus menyimak pidato Menlu Retno, sementara Rusia Sergey Lavrov turut hadir sempat terlihat sibuk membaca-baca dokumen. Menlu Jerman adalah salah satu menlu yang berjanji untuk melawan propaganda Rusia di G20 Bali.

Menlu China Wang Yi: Soliditas Negara Berkembang Diperlukan untuk Hentikan Perang

Menlu Retno Marsudi dan Menlu China Wang Yi di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali.
Menlu Retno Marsudi dan Menlu China Wang Yi di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali.

Menteri Luar Negeri RI telah melakukan pertemuan bilateral dengan State Councilor/Menlu China, Wang Yi, pada 7 Juli 2022, yang berada di Bali dalam rangka menghadiri Pertemuan Menlu G20.

Pada pertemuan bilateral dengan Indonesia, Menlu Wang Yi menyebut soliditas suara negara-negara berkembang diperlukan dalam upaya menghentikan perang. 

Menurut Menlu Wang Yi, upaya tersebut mampu mengintegrasikan kembali ekspor pangan Ukraina dan Rusia ke rantai pasok global, demikian seperti disebutkan dalam rilis dari Kemlu RI yang diterima Liputan6.com, Kamis (7/7).

Bersama Menlu Retno Marsudi, Menlu Yi melakukan Pertemuan ke-2 High-Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) pada 9 Juli, di Bali.

Dari pihak Indonesia, delegasi akan dipimpin bersama oleh Menko Marinves dan Menlu RI.

Selain isu bilateral, Kedua Menlu juga membahas pentingnya kerja sama antar negara berkembang dalam rangka memelihara stabilitas kawasan dan mengatasi isu-isu global termasuk melalui penguatan kerja sama ASEAN dan RRT.

Menlu Wang Yi menyampaikan apresiasi terhadap Indonesia atas penyelenggaraan Pertemuan Menlu G20 yang inklusif mengingat peran strategis G20 dalam membahas isu-isu global.

Indonesia sampaikan apresiasi atas dukungan RRT untuk Presidensi Indonesia di G20 hingga KTT November nanti. Keduanya sepakat banyaknya tantangan yang dihadapi yang memerlukan kerja sama erat.

Menlu Jerman Siap Cegah Propaganda Rusia di G20 Bali

Menlu Retno Marsudi dan Menlu Jerman Annalena Baerbock di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali.
Menlu Retno Marsudi dan Menlu Jerman Annalena Baerbock di acara Foreign Ministers' Meeting di G20 Bali.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock dipastikan hadir di G20 Bali. Topik Rusia akan menjadi salah satu masalah utama yang disorot.

"Pertemuan akan berfokus pada dua topik: Penguatan multilateralisme dan penangangan krisis pangan dan energi. Kedua topik ini sangat penting karena serangan Rusia terhadap Ukraina tidak hanya berdampak pada situasi keamanan melainkan juga mengakibatkan krisis di berbagai belahan dunia," tulis pernyataan Kedutaan Besar Jerman, dikutip Jumat (8/7).  

Seorang juru bicara Kedubes Jerman juga telah memberikan konfirmasi bahwa Annalena Baerbock akan hadir di pertemuan Menteri Luar Negeri anggota G20 pada Jumat ini. 

Pihak Jerman menilai pertemuan G20 merupakan kesempatan emas untuk bertukar pandangan dan mendukung hukum internasional. Maka dari itu, Jerman tetap hadir meski ada kehadiran Menlu Rusia Sergey Lavrov.

Selain itu, pihak Jerman menyatakan siap "memastikan panggung diskusi tidak dikuasai propaganda Rusia."

Sentimen Menlu Jerman serupa dengan Menlu Kanada Melanie Joly yang turut menyoalkan ancaman propagandan Rusia di G20. Pihak Kanada menuding Rusia akan membuat-buat argumen untuk menjustifikasi invasi mereka ke Ukraina. 

Di lain pihak, Kementerian Luar Negeri Rusia telah meminta agar topik G20 tetap berada di ranah ekonomi.

Dua tokoh yang berada di pusat konflik Ukraina-Rusia, Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky, sama-sama belum memastikan hadir di G20 Bali. Presiden Zelensky sempat berkata tidak hadir jika invasi masih berlangsung, sementara pihak Rusia menyorot perkembangan global dan situasi kesehatan di Asia Tenggara. 

Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Indonesia Terima Tongkat Estafet Presidensi G20. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya