Utusan PBB untuk Yaman Upayakan Perluasan Gencatan Senjata

Utusan utama PBB untuk Yaman mengatakan bahwa pihaknya ingin mengintensifkan upaya mencapai gencatan senjata.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Agu 2022, 09:04 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2022, 09:04 WIB
Ilustrasi Yaman (AP)
Ilustrasi Yaman (AP)

Liputan6.com, Sanaa - Utusan utama PBB untuk Yaman, pada Senin (15/8), mengatakan bahwa pihaknya ingin mengintensifkan upaya mencapai gencatan senjata yang diperluas antara pihak-pihak yang bertikai yang diharapkan akan mengarah pada dimulainya pembicaraan tentang gencatan senjata dan persiapan untuk melanjutkan proses politik yang dipimpin Yaman.

Utusan PBB, Hans Grundberg, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa kesepakatan oleh pemerintah yang diakui secara internasional dan pemberontak Houthi pada 2 Agustus untuk perpanjangan dua bulan gencatan senjata melanjutkan jeda terpanjang dalam pertempuran sejak perang saudara Yaman dimulai pada 2014. Gencatan senjata dimulai 2 April lalu.

Grundberg mengatakan komitmen para pihak untuk melanjutkan negosiasi guna mencapai kesepakatan gencatan senjata yang diperluas pada 2 Oktober juga memberi kesempatan untuk lebih memperbaiki kehidupan sehari-hari warga Yaman yang menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Kegagalan untuk memperpanjang gencatan senjata "akan mengarah pada siklus eskalasi dan kekerasan baru," dia memperingatkan dalam video briefing.

Yaman sangat perlu menghindari skenario ini, dan saya meminta para pihak untuk membuat pilihan untuk membangun kepercayaan yang diperlukan untuk menghindari kembalinya perang dan mulai membangun perdamaian abadi.”

Perang saudara Yaman meletus pada 2014, ketika Houthi turun dari kantong mereka di utara dan mengambil alih ibu kota. Ini memaksa pemerintah melarikan diri ke selatan dan kemudian ke Arab Saudi.

Koalisi yang dipimpin Saudi – yang kala itu didukung oleh Amerika – memasuki perang pada awal 2015 untuk mencoba memulihkan pemerintah ke tampuk kekuasaan. Sejak itu, konflik telah berubah menjadi perang proksi antara Arab Saudi dan Iran, yang mendukung Houthi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Jurnalis Yaman Tewas dalam Ledakan Mobil di Aden

Ilustrasi ledakan bom
Ilustrasi ledakan bom

Seorang wartawan Yaman hari Rabu (15/6) tewas dalam ledakan mobil di Aden, insiden kekerasan terbaru di kota pelabuhan di selatan Yaman.

Menurut pernyataan polisi yang diterbitkan oleh Angkatan Bersenjata di Aden, penyelidikan awal menunjukkan bahan peledak telah ditanam di mobil yang dikendarai Saber Al Haidari.

Pernyataan itu tidak merinci media di mana Haidari, yang berusia 40 tahun, bekerja, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Petugas pemadam kebakaran menyiram puing-puing mobil yang hangus di jalan utama di Aden, yang telah mengalami peningkatan kekerasan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Bulan Maret lalu sebuah bom mobil menewaskan seorang pemimpin senior militer Yaman dan tiga orang lain dalam rombongannya. Pihak berwenang menggambarkan hal ini sebagai serangan oleh “elemen teroris.”

Sementara November 2021, seorang wartawan Yaman yang hamil tewas dalam ledakan mobil. Suaminya, yang juga wartawan, luka-luka.

Selama tujuh tahun terakhir ini Yaman telah terperosok dalam konflik antara koalisi militer pimpinan Arab Saudi dan gerakan Houthi yang didukung Iran, yang sebagian besar menguasai Yaman Utara.

Di antara banyak kekuatan destabilisasi Yaman adalah kelompok militer Islam seperti Al Qaeda dan ISIS yang pada masa lalu juga telah melancarkan serangkaian serangan, termasuk di wilayah selatan.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Ledakan Terjadi di Bandara Yaman

Ilustrasi ledakan (pixabay)
Ilustrasi ledakan (pixabay)

Ledakan terjadi di terminal Bandara Aden di Yaman. Pemerintah menduga serangan dilakukan oleh pasukan Houthi.

Peristiwa ledakan itu terjadi saat Perdana Menteri Maeen Abdulmalik Saeed dan anggota kabinetnya baru tiba dari Arab Saudi.

Mereka semua dilaporkan selamat setelah nyaris menjadi korban.

Dilaporkan BBC, Rabu (30/12/2020), sejauh ini ada lima orang yang meninggal dunia dan lusinan orang lain luka-luka.

Menteri informasi Yaman menuduh Houthi sebagai pelakunya.

PM Abdulmalek mengecam serangan yang terjadi via Twitter.

Ia berkata pengeboman itu adalah serangan pengecut.

"Tindakan teroris pengecut yang menarget bandara adalah bagian dari perang yang digencarkan di melawan negara Yaman dan rakyat kita yang hebat," ujarnya.

Infografis Bencana Kelaparan di Tengah Perang Yaman
Infografis Bencana Kelaparan di Tengah Perang Yaman (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya