Liputan6.com, Jakarta Para pengunjuk rasa di Iran membakar rumah leluhur pendiri Republik Islam itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Laporan BBC yang dikutip Sabtu (19/11/2022) menyebut, gambar yang diposting di media sosial menunjukkan bagian dari bangunan di Kota Khomein dibakar.
Baca Juga
Sejumlah kantor berita telah memverifikasi lokasi video tersebut, tetapi otoritas regional membantah telah terjadi serangan pembakaran.
Advertisement
Video media sosial dari Khomein menunjukkan puluhan orang bersorak saat kebakaran terjadi. Sebuah jaringan aktivis mengatakan rekaman itu diambil pada Kamis 17 November 2022 malam.
Namun, kantor pers Khomein County membantah telah terjadi serangan terhadap kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim.
Badan tersebut mengatakan sejumlah kecil orang telah berkumpul di luar rumah dan kemudian membagikan video rumah tersebut, dengan mengatakan bahwa itu terbuka untuk "peziarah dan penyayang almarhum Imam".
"Pintu rumah mendiang pendiri revolusi besar terbuka untuk umum," tambah agensi tersebut.
Kebakaran di rumah leluhur Iran adalah salah satu insiden terbaru dalam gelombang demonstrasi nasional yang diarahkan pada penggantinya, Ayatollah Ali Khamenei, dan pemerintahannya.
Protes terhadap pendirian ulama Iran meletus dua bulan lalu setelah kematian dalam tahanan Mahsa Amini, seorang perempuan berusia 22 tahun yang ditahan oleh polisi moral karena diduga melanggar aturan jilbab yang ketat.
Sementara itu, lima anggota pasukan keamanan dilaporkan tewas dalam kerusuhan terbaru pada Kamis 17 November, menurut media pemerintah Iran.
Rumah Ayatollah Khomeini
Ayatollah Khomeini konon lahir di rumah yang kini menjadi museum yang memperingati hidupnya.
Khomeini adalah pemimpin revolusi Islam Iran pada tahun 1979, yang menggulingkan pemimpin negara pro-Barat, Shah Mohammad Reza Pahlavi, dan mengantarkan negara teokratis yang masih ada sampai sekarang.
Dia menjabat sebagai pemimpin tertinggi pertama Iran sampai kematiannya pada tahun 1989, yang masih ditandai dengan hari berkabung setiap tahunnya.
Advertisement
Kematian Baru yang Picu Protes
Sementara itu, pemakaman pemuda Iran yang dikatakan telah dibunuh oleh pasukan keamanan memicu demonstrasi baru pada Jumat 18 November.
Kerumunan yang meneriakkan "matilah Ali Khamenei" berkumpul di barat daya Kota Izeh untuk pemakaman seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun, Kian Pirfalak, yang ditembak mati oleh pasukan keamanan, menurut keluarganya, meskipun para pejabat membantahnya.
Ada protes lebih lanjut di Kota Tabriz, Mahabad dan Zahedan atas kematian warga sipil yang disalahkan pada pasukan keamanan.