Penembakan di Apartemen Kanada Tewaskan 5 Orang-Pelaku Tertembak, Polisi Selidiki Motif

Penembakan terjadi di pinggiran Kota Toronto, Kanada.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Des 2022, 13:59 WIB
Diterbitkan 20 Des 2022, 13:35 WIB
Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan (iStockphoto)

Liputan6.com, Toronto - Penembakan terjadi di pinggiran Kota Toronto, Kanada.

"Lima orang tewas dan seorang lainnya cedera pada Minggu 18 Desember 2022 malam dalam penembakan di pinggiran Kota Toronto, Kanada," kata polisi seperti dikutip dari AFP Selasa (20/12/2022).

Tersangka juga tewas setelah baku tembak dengan penegak hukum, kata kepala polisi setempat Jim MacSween kepada wartawan di tempat kejadian, seraya mengatakan penembakan itu terjadi di sebuah gedung apartemen.

Orang yang terluka dibawa ke rumah sakit dalam "kondisi serius", menurut sebuah pernyataan, tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya.

Polisi dipanggil ke lokasi Minggu malam sekitar pukul 19:20 (00.20 GMT) waktu setempat.

"Begitu para petugas tiba, mereka bertemu dengan ... pemandangan yang mengerikan di mana banyak korban tewas," kata MacSween dalam konferensi pers yang disiarkan televisi nasional.

"Mereka (polisi) langsung masuk ke dalam gedung dan menangani situasi. Salah satu petugas kami memang mengeluarkan senjata api, saya dapat memastikan itu. Dan alhasil tersangka meninggal dunia," imbuhnya.

Polisi sedang menyelidiki motif dan apakah ada hubungan antara korban dan tersangka laki-laki, yang belum disebutkan namanya tetapi menurut Satuan Reserse Khusus, berusia 73 tahun.

Tersangka diduga beraksi sendirian.

Para korban dilaporkan ditemukan di berbagai apartemen di gedung tersebut, yang terletak di Vaughan, di pinggiran kota sekitar 30 kilometer (20 mil) utara Toronto.

Warga segera dievakuasi dan puluhan ambulans serta petugas polisi berada di lokasi pada malam hingga Senin 19 Desember pagi waktu setempat.

 

Tragedi yang Tak Terucapkan

Ilustrasi Duka Cita
Ilustrasi Duka Cita (AP Photo/Sakchai Lalit)

Wali Kota Vaughan Steven Del Duca mengatakan Senin pagi bahwa itu adalah "tragedi yang tak terucapkan" dan "mengerikan."

"Orang-orang sangat terkejut," tambahnya. "Ini adalah sesuatu yang saya tidak pernah berpikir akan saya lihat di sini... terutama hanya beberapa hari sebelum Natal (dan) di awal Hanukkah."

Menteri Keamanan Publik Federal, Marco Mendicino, mengatakan di Twitter: "Pikiran saya bersama orang-orang terkasih dari mereka yang tewas dalam penembakan tragis Minggu malam di Vaughan."

Meskipun mengalami penembakan massal yang jauh lebih sedikit daripada tetangganya di Amerika, Kanada telah mengalami peningkatan kekerasan senjata, yang mendorongnya untuk baru-baru ini membuat undang-undang untuk melarang senjata genggam.

 

Insiden Penembakan Lainnya di Kanada

Ilustrasi Duka Cita (Freepik/Freepic.diller)
Ilustrasi Duka Cita (Freepik/Freepic.diller)

Pada April 2020, seorang pria bersenjata yang menyamar sebagai polisi membunuh 22 orang di provinsi timur Nova Scotia, penembakan massal terburuk di Kanada.

Pada bulan September tahun ini, seorang pria membunuh 11 orang dan menikam 18 lainnya, terutama di komunitas Pribumi yang terisolasi di Provinsi Saskatchewan.

Kejahatan kekerasan terkait senjata api berjumlah kurang dari tiga persen dari semua kejahatan kekerasan di Kanada - tetapi sejak 2009, tingkat per kapita senjata yang ditembakkan dengan maksud untuk membunuh atau melukai telah meningkat lima kali lipat.

Kanada melarang 1.500 jenis senjata api kelas militer atau serbu pada Mei 2020, beberapa hari setelah penembakan di Nova Scotia.

Parlemen saat ini sedang mempertimbangkan untuk menambahkan lebih banyak senjata ke dalam daftar senjata terlarangnya, tetapi kaum Liberal yang berkuasa menghadapi beberapa penolakan dari para pemburu dan penembak olahraga.

Penembakan di Wilayah Terpencil Australia Tewaskan 6 orang, 2 Di Antaranya Polisi

Penembakan Senjata Api
Ilustrasi Foto Penembakan dengan Senjata Api (iStockphoto)

Sementara itu, enam orang, termasuk dua polisi, telah ditembak mati setelah diduga melakukan penyergapan di sebuah properti terpencil di Australia.

Polisi mengatakan mereka sedang mencari orang hilang di Wieambilla - 270 km (168 mil) barat Brisbane, Queensland - ketika mereka ditembaki.

"Setelah pengepungan yang lama, tiga tersangka ditembak mati oleh polisi. Motifnya masih belum jelas," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Selasa (13/12/2022).

Perdana Menteri Anthony Albanese menyebutnya sebagai "hari yang memilukan" bagi Australia.

Empat petugas kepolisian Queensland awalnya mendatangi properti tersebut pada Senin 12 Desember sore waktu setempat, atas permintaan dari kepolisian New South Wales.

Polisi Matthew Arnold, 26, dan Rachel McCrow, 29, ditembak mati saat mereka mendekat. Petugas lain tergores peluru dan yang keempat melarikan diri dari properti, kata polisi.

Seorang tetangga yang tidak disebutkan namanya, berusia 58 tahun, juga dibunuh oleh para tersangka selama pengepungan setelah melakukan penyelidikan.

Komisaris Polisi Queensland Katarina Carroll menggambarkannya sebagai "tragedi yang tak terbayangkan" dan korban jiwa terbesar dalam satu insiden selama bertahun-tahun.

"Petugas itu tidak punya kesempatan. Fakta bahwa dua orang keluar hidup-hidup adalah sebuah keajaiban," katanya setelah mengunjungi tempat kejadian, Selasa.

Arnold dan McCrow relatif baru di kepolisian tetapi keduanya telah mendapatkan reputasi pada komitmen dan keberanian, kata Carroll.

"Keduanya berusia di bawah 30 tahun. Keduanya memiliki karir dan kehidupan yang luar biasa di depan mereka," katanya lagi dengan emosional.

Selengkapnya di sini...

Infografis Mantan PM Jepang Shinzo Abe Meninggal Dunia Usai Ditembak. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Mantan PM Jepang Shinzo Abe Meninggal Dunia Usai Ditembak. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya