PM Italia Kesal Tidak Diajak dalam Pertemuan Antara Prancis, Jerman, dan Ukraina

PM Italia Giorgia Meloni menyebutkan bahwa penghinaan yang dialaminya tidak pantas.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Feb 2023, 11:02 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2023, 11:02 WIB
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni (Dok. AFP)

Liputan6.com, Roma - Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengkritik Prancis dan Jerman setelah dia tidak diundang makan malam di Paris bersama dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Zelensky melakukan tur ke Eropa pada Rabu (8/2/2023), di mana dia memulainya dari Inggris, kemudian Prancis, dan mengakhirinya di Belgia. Di Paris, Zelensky menikmati makan malam bersama Presiden Emmanuel Macron dan Kanselir Olaf Scholz.

Tetapi tidak seperti tahun lalu, di mana PM Italia saat itu Mario Draghi, dilibatkan oleh Prancis dan Jerman, kali ini PM Meloni diabaikan begitu saja.

PM Meloni menyebutkan bahwa penghinaan yang dialaminya tidak pantas.

"Saya rasa kekuatan kita dalam pertarungan ini adalah persatuan," ujar PM Meloni seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (10/2).

Meski demikian, PM Meloni tetap bertemu dengan Zelensky di sela-sela pertemuan presiden Ukraina itu dengan Uni Eropa pada Kamis (9/2).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Macron: Pertemuan Kami Sudah Pas

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz saat bertemu di Paris, Prancis, Rabu (8/2/2023). (Dok. AFP)

Ditanya tentang responsnya atas pernyataan PM Meloni, Presiden Macron mengatakan bahwa menurutnya format makan malam pada Rabu sudah pas.

"Seperti yang Anda ketahui, Jerman dan Prancis memiliki peran khusus dalam masalah Ukraina selama delapan tahun," ungkap Presiden Macron, mengacu pada upaya mediasi bersama oleh kedua negara untuk meredakan konflik Rusia-Ukraina.

Namun, ketika Draghi masih jadi PM Italia, dia diajak bepergian dengan Macron dan Scholz ke Kyiv dengan menggunakan kereta pada Juni 2022. Ketiganya membentuk oposisi Uni Eropa terhadap Rusia pasca invasi ke Ukraina.

PM Meloni sendiri telah berjanji untuk mempertahankan sikap pro-Ukraina. Dia menggarisbawahi komitmen tersebut melalui kesediaan Italia dan Prancis menyelesaikan pembicaraan teknis minggu lalu untuk bersama mengirimkan sistem pertahanan udara SAMP/T-MAMBA ke Ukraina.


Berselisih

Naiki Perahu Karet, Pengungsi dan Imigran Ini Berniat Menuju Eropa
Momen saat LSM Proactiva Open Arms Spanyol menyelamatkan pengungsi dan imigran di utara pantai Libya, Minggu (6/5). Para pengungsi dan imigran menaiki perahu karet yang penuh sesak. (AP Photo/Felipe Dana)

Meloni, pemimpin Partai Brothers of Italy, yang berhaluan kanan diketahui telah berselisih dengan Macron dan Scholz dalam sejumlah isu. Hubungan mesra Italia dengan Prancis dan Jerman pada Draghi pun dinilai kini tinggal kenangan.

Pada November lalu, Prancis menuduh pemerintahan Meloni melanggar ikatan kepercayaan dan hukum internasional dengan menolak menerima pengungsi dan migran yang berhasil diselamatkan. Kapal yang membawa mereka akhirnya berlabuh di Prancis.

Awal pekan ini, para menteri Prancis dan Jerman terbang ke Washington bersama-sama untuk membahas subsidi AS yang diperebutkan oleh mitra AS, kecuali Italia, yang merupakan basis manufaktur terbesar kedua di Eropa setelah Jerman.

Infografis Maskapai Indonesia di Langit Eropa
3 Maskapai Indonesia Keluar dari 'Daftar Hitam' Uni Eropa (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya